PADA 1953, Ratu Elizabeth berdiri mengenakan jubah kebesaran dengan mahkota di kepala. Ia baru saja dilantik sebagai pemimpin monarki Inggris. Pangeran Philip, pendamping hidupnya--suaminya, berlutut dan bersumpah untuk menjadi 'pelayan bagi kehidupan dan anggota tubuh'-nya.
Kala itu, ucapan Raja George VI, ayah Ratu Elizabeth, ketika pernikahan Elizabeth dan Pangeran Philip, seperti menemukan pengungkapannya. "Saya ingin tahu apakah Philip tahu apa yang ia lakukan," ucap Raja George VI, ayah Elizabeth, terdengar berkata kepada seorang tamu. “Suatu hari Lilibet akan menjadi ratu dan dia akan menjadi permaisuri. Itu jauh lebih sulit daripada menjadi raja. Namun, saya pikir dia orang yang tepat untuk pekerjaan itu,” imbuhnya. Mantap.
BACA JUGA:
Keyakinan Raja George VI terbukti. Pangeran Philip memanglah seorang yang tepat untuk mendampingi Ratu Elizabeth. Sang Ratu memberi pengakuan atas kerja Pangeran Philip. Pada 20 November 1997, di malam ulang tahun ke-50 perkawinan mereka, Ratu Elizabeth II, seperti dilansir Vogue, berpidato di hadapan Tony Blair dan puluhan tamu terkemuka. Seperti biasa, pidatonya singkat, tapi sangat mendalam. Sang Ratu berterima kasih kepada perdana menterinya karena telah menyelenggarakan perayaan malam itu dan mengakui negara secara keseluruhan untuk mendukung pasangan selama masa pemerintahannya. Namun, di akhir pidatonya, sang Ratu berbicara tentang suaminya, Pangeran Philip.

"Ia merupakan seseorang yang tidak mudah menerima pujian. Namun, dengan sederhana, ia telah menjadi kekuatanku dan selalu bersama selama bertahun-tahun," katanya dengan sepenuh hati. Ia pun mengakui bahwa ia, keluarga, dan bahkan bangsanya tidak pernah bisa membalas budi atas segala peran Pangeran Philip.
Pengabdian Pangeran Philip masih berlanjut selama 24 tahun berikutnya. Pada pagi hari 9 April 2021, keluarga kerajaan secara resmi mengumumkan bahwa Pangeran Philip telah meninggal dengan tenang pada usia 99 tahun di Windsor Castle. Duka nan mendalam di hari itu sekaligus mengakhiri perjalanan romansa nan indah antara Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip. Hubungan penuh kasih itu mereka bina selama tujuh dekade. Tepatnya 73 tahun.
Jalinan yang tercipta antara Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip merupakan hubungan yang penuh kasih. Keduanya pertama kali bertemu di Britannia Royal Naval College pada 1939. Saat itu, Philip merupakan seorang kadet berusia 18 tahun, diperkenalkan kepada Elizabeth yang masih berusia 13 tahun. Sejak itu, keduanya mulai bertukar surat walau dalam kondisi masa perang. Suatu hari, sekembalinya dari Pasifik Theater pada 1946, hubungannya dengan Ratu Elizabeth terus berkembang. Diduga, dia melamar Juni itu, dengan alasan Balmoral.
BACA JUGA:
Ratu Elizabeth II Wafat, Selebritas Inggris dengan Gelar Kehormatan Sampaikan Belasungkawa
“Telah terhindar dari perang dan melihat kemenangan, diberi kesempatan untuk beristirahat dan menyesuaikan diri, jatuh cinta sepenuhnya dan tanpa pamrih membuat semua masalah pribadi dan bahkan dunia tampak kecil dan sepele,” ujar Philip dalam surat denga tanggal dari tahun itu.
Meski Pangeran Philip punya gelar yang megah, muncul penolakan atas pernikahan mahkota. Banyak yang mengira Philip terlalu kasar, terlalu Jerman, terlalu Yunani, juga tidak berbahasa Inggris untuk menikahi Putri Elizabeth saat itu. Namun, Elizabeth berkeras. Sebuah pengumuman resmi dibuat pada Juli 1947, dengan nama belakang Philip yang baru dalam bahasa Inggris: Mountbatten. Beberapa bulan kemudian, dia melepaskan haknya atas takhta Yunani dan Denmark. Mereka menikah pada November 1947 disaksikan 2.000 orang di Westminster Abbey.
Pangeran Philip mengira ia punya lebih banyak waktu sebelum istrinya menjadi seorang ratu dan dia menjadi permaisuri. Pasangan muda itu tinggal selama beberapa tahun di Malta, tempat Philip ditugaskan. Dua anak mereka, Charles dan Anne, lahir di sana.
Namun, Raja George jatuh sakit dan meninggal pada 1952. Philip menyampaikan kabar kepada istrinya bahwa mereka sekarang ialah orang-orang paling terkenal di dunia. Hanya lima tahun setelah mereka menikah. Seketika, setelah Elizabeth resmi jadi ratu, Pangeran Philip memulai perjalanannya sebagai permaisuri.

Bagi Philip, itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Kisah-kisah selama 1950-an dan 60-an melukiskan Philip sebagai pria yang terkait dengan dugaan perselingkuhan dan kemarahan. Dia tidak yakin akan tempatnya, perannya, dan hidupnya. Namun, ia akhirnya menemukan jalannya, membuat warisannya sendiri sambil dengan gigih mendukung istrinya. Raja George VI benar: ia memang orang yang tepat untuk pekerjaannya.
Kisah cinta kedua pasangan ini bukan hanya tentang kesetiaan, melainkan mengenai dukungan serta pengorbanan. Pada 2021, sang Ratu ditinggal sang suami yang telah mendampinginya selama berpuluh tahun. Ketika itu, banyak yang mengkhawatirkan keadaan emosional Ratu Elizabeth setelah ditinggalkan Pangeran Philip. Namun, Ratu Elizabeth terlihat tegar.
Satu tahun setelahnya, Ratu Elizabeth II menyusul sang suami, tepatnya pada Kamis (8/9). Ia meninggal di usia 96 tahun. Kesehatan Ratu Elizabeth II menurun selama setahun ke belakang, terutama setelah terinfeksi COVID-19. Kamis pagi, kondisi Ratu makin mengkhawatirkan sehingga ia ditempatkan dalam pengawasan dokter.(DGS)
BACA JUGA:
Silsilah Keluarga Ratu Elizabeth II dan Penerus Takhta Kerajaan Inggris