Kisah Bung Karno Difitnah Jadi Pengikut Nabi Palsu

Bahaudin MarcopoloBahaudin Marcopolo - Kamis, 12 November 2015
Kisah Bung Karno Difitnah Jadi Pengikut Nabi Palsu
Petugas sedang membersihkan patung Bung Karno di Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Antara Foto/Septianda Perdana)

MerahPutih Peristiwa - Dalam beberapa hari ini dunia maya dikejutkan dengan kemunculan nabi palsu asal Makassar, Sulawesi Selatan. Seorang perempuan paruh baya bernama Hadasari asal Makassar, Sulawesi Selatan mengaku sebagai nabi. Ia menyerukan agar semua pemeluk agama-agama di dunia jangan saling bertikai, membenci dan bermusuhan.

Sebelum kemunculan Hadasari, publik tanah air juga pernah dihebohkan dengan kemunculan nabi-nabi palsu. Sebut saja Ahmad Musaddeq dan Lia Aminuddin atau Lia Eden.

Pada tahun 2006, Ahmad Musaddeq mengaku sebagai nabi palsu. Setelah bertapa selama 40 hari 40 malam di Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat ia mengaku menerima wahyu yang wajib disampaikan kepada orang banyak. Sejak saat itulah ia mengaku sebagai nabi. Setahun kemudian ditemani sejumlah ulama terkemuka ia mengaku taubat dan kembali kepada ajaran Islam.

Sedangkan Lia Eden atau Lia Aminuddin mengaku sebagai nabi dan rasul serta Imam Mahdi yang juga reinkarnasi nabi Islam. Dengan menggunakan mahkota dan pakaian serba putih ia juga mengaku mendapat wahyu dari Malaikat Jibril. Bukan hanya itu ia juga mengaku sanggup meramal datangnya hari kiamat.

Mengaku sebagai Nabi Lia Eden juga memiliki banyak pengikut yang setia. Banyak orang yang terpikat pada ajaran-ajaranya. Ia juga mendirikan perkumpulan bernama Salamullah. Pada tahun 1997 Majelis Ulama Indonesia (MUI) melarang perkumpulan tersebut.

Lia Eden dinilai meresahkan banyak orang dan juga menistai ajaran agama Islam. Pada Desember 2005, Lia sempat merasakan 2 tahun bui penjara karena kasus penistaan agama. Lalu pada 2009, dia divonis 2,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena kasus serupa. Hingga kini jumlah pengikutnya semakin berkurang.

Kisah soal nabi Palsu juga pernah terjadi di zaman pergerakan sekitar tahun 1936 Saat itu Sukarno yang akrab disapa Bung Karno sedang berada di pengasingan di Ende yang kini menjadi bagian Nusa Tenggara Timur (NTT).

Oleh surat kabar 'Pemandangan' Bung Karno dikabarkan menjadi pengikut Mirza Gulam Ahmad pendiri gerakan Ahmadiyah yang juga mengaku sebagai nabi palsu asal Punjab, India.

Dalam surat kabar itu dijelaskan bahwa putra sang fajar sudah menjadi pengikut Ahmadiyah dan menjadi juru dakwah Ahmadiyah di Celebes (sekarang Sulawesi). Kabar tersebut sudah ramai dibincangkan tokoh-tokoh pergerakan nasional.

Dalam suratnya dari Ende kepada Ahmad Hassan rekan diskusi Bung Karno yang juga pendiri organisasi Persis di Indonesia secara tegas Bung Karno sama sekali tidak percaya bahwa Mirza Gulam Ahmad adalah nabi.

"Saya tidak percaya Mirza Gulam Ahmad seorang nabi dan belum percaya pula bahwa ia seorang mujaddid atau pembaharu," tulis Bung Karno dalam suratnya dari Ende pada tanggal 25 November 1936.

Bukan hanya itu Bung Karno juga mengkritisi sikap Ahmadiyah yang dinilai terlalu dekat dan mengagungkan imperialis Inggris. Ia melanjutkan selama di pengasingan dirinya memang banyak belajar dan mendalami soal ajaran-ajaran Islam, namun ia tidak terpikat dengan ajaran AHmadiyah dan nabi palsunya Mirza Gulam Ahmad.

"Bahwa saya bukan seorang Ahmadiyah tapi hanya seorang pelajar agama yang sudah nyata bukan kolot dan bukan pengikut taklid," tandas Bung Karno dalam suratnya.

BACA JUGA:  

  1. Fenomena Nabi-nabi Palsu di Indonesia 
  2. Bikin Geger, Wanita Ini Mengaku Sebagai Nabi 
  3. Tokoh Islam Kompak Tolak Visualisasi Nabi Muhammad 
  4. Ahmad Dhani Bicara Tentang Nabi Muhammad dan Yesus Buat Netizen Heboh 
  5. Setelah Tuhan dan Saiton, Netizen Diramaikan Nabi dari Pamekasan

 

 

#Sisi Lain Bung Karno #Bung Karno #Nabi Palsu
Bagikan
Bagikan