BANYAK orang mengalami stres ketika akan menempuh perjalanan dengan pesawat terbang. Ada yang takut akan turbulensi, ketika lepas landas dan mendarat, ada punya yang tidak suka semuanya. Fobia takut terbang ini disebut aviofobia.
Ada yang mengatakan cara mengatasi ketakutan tersebut adalah dengan menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Namun, seringnya latihan pernapasan tidak benar-benar berhasil dalam mengtasi ketakutan tersebut.
Baca juga:
Berikut ada beberapa tips yang masuk akal dan dapat membantu kamu bertahan dalam penerbangan. Tips yang disusun career coach-consultant Brad Waters, MSW dalam artikel psychologytoday (11/1). Langkah-langkah berikut tidak semerta-merta menghilagkan ketakutan.
Namun, berdasarkan pengalaman penulisnya yang juga aviofobia, cara ini dapat membantu melalui penerbangan dari yang nyaman hingga banyak gangguan.
1. Posisi Aman

Pilih tempat duduk di atas atau di dekat sayap di mana pusat gravitasi berarti lebih sedikit benturan. Kursi lorong memberikan akses kamar kecil yang lebih mudah, sementara kursi dekat jendela memberi privasi lebih baik terutama untuk teknik aneh yang akan dijelaskan pada trivia kelima.
2. Persiapan Psikologis

Meskipun membaca tentang kemungkinan tabrakan sepertinya tidak membantu, tapi melihat pemandangan real-time dari semua pesawat di langit anehnya bisa menenangkan. Ada banyak situs web dan aplikasi yang melacak langsung setiap pesawat di atas kita.
Kamu bisa membayangkan sebagai satu titik kecil di tengah-tengah langit itu dan kekhawatiran akan tampak begitu tidak berarti. Itu mungkin terdengar eksistensial, tetapi tujuannya adalah untuk menukar rasa takut dengan keajaiban dan ketepatan koreografi pesawat.
Banyak psikolog percaya bahwa ketakutan terbang berakar pada masalah kontrol. Terbang mengharuskanmu melepaskan kendali penuh kepada pilot.
Tidak seperti mobil yang dikendalikan sendiri dan dapat menepi, membelok, memperlambat, dll. Pilot memiliki keahlian dan kemantapan tidak seperti profesional mana pun di planet ini. Mereka ahli dalam bidangnya dan sama sekali tidak khawatir tentang apa pun yang mungkin mereka hadapi.
Seorang pilot tidak akan terbang jika mereka mengira ada risiko tidak pulang untuk melihat anak-anak mereka. Jadi sekarang katakan pada diri sendiri bahwa pilot memegang kendali dan itu hal yang baik.
3. Bawaan yang Penting

Siapan barang-barang ini di tas kabin: selimut gulung, bantal perjalanan kecil, tas obat, earbud yang dipasangkan dengan ponsel saya, satu set headphone berkabel yang sesuai dengan input audio untuk menonton film, sebotol air yang dibeli di terminal, dan beberapa makanan ringan.
Dengan kebutuhan yang lengkap, kekhawatiran akan berkurang dan kamu bisa melalui waktu dalam pesawat dengan lebih tenang.
Baca juga:
4. Minum Obat

Ada beberapa jenis obat penenang yang bisa kamu coba, seperti Xanax atau Ativan. Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat-obatan itu memperburuk masalah.
Propranolol, beta-blocker yang menurunkan tekanan darah dan mencegah detak jantung tidak teratur tidak membantu meredakan kecemasan.
Pilihan lain adalah diphenhydramine (alias Benadryl). Obat ini mengendalikan mabuk perjalanan yang terkadang saat terbang dengan efek samping kantuk yang akan membantu sepanjang perjalanan.
5. Ciptakan Dunia Sendiri

Hal yang paling sulit dari ketakutan terbang adalah turbulensi. Kamu bisa mengatur napas, mencoba bertahan melewatinya dengan berpegangan erat-erat atau berdoa. Namun, ketika jantung sudah berdebar satu mil per menit, kamu pasti akan membenci setiap detik.
Di sinilah barang-barang dalam tas kabin pada trivia ketiga bisa kamu manfaatkan. Ketika terbang, kamu bisa menciptakan dunia kecil sendiri tanpa peduli bagaimana tampilanmu bagi penumpang lain.
Satu yang terpenting, ponselmu penuh dengan musik untuk setiap suasana hati dan gunakan earbud peredam bising. Jika penumpang terdengar ketakutan turbulensi, kamu tidak perlu mendengarnya. Itu hanya menambah kecemasanmu.
Musik menyala dan kamu akan merasa nyaman dengan selimut dan bantal, lalu masuk ke duniamu sendiri. Jika saya ingin benar-benar nyaman, tarik selimut tepat di atas kepala, jangan peduli apa yang dipikirkan orang lain.
Pada titik ini, kamu siap untuk menari dengan turbulensi. Ketika itu terjadi, gerakkan tubuhmu mengikuti musik, kalau perlu sambil menyanyi kecil. Pikiran dan tubuh pun akan bekerja sama untuk memprogram ulang turbulensi menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Beberapa tip lainnya termasuk mengurangi kontak dengan permukaan pesawat. Artinya, jangan bersandar ke dinding atau memegang sandaran lengan selama turbulensi, karena sandaran tangan akan mentransfer lebih banyak gerakan pesawat ke tubuh.
Terakhir, cobalah melakukannya sendiri. Hindari menggenggam tangan tetangga duduk untuk kenyamanan saat pesawat bergetar. Kita belajar dengan melepaskan dan maju bukan meraih dan mundur. (Aru)
Baca juga:
Sering Pilek Setelah Naik Pesawat? Cara Sederhana Ini Dapat Mencegahnya