LEBIH dari 20 tahun setelah dirilis, aturan ketat Fight Club tidak bisa diperluas untuk mempertahankan ending aslinya secara internasional.
Film klasik rilisan 1999 yang dibintangi Brad Pitt, Edward Norton, dan Helena Bonham Carter,memiliki akhir cerita yang sama sekali berbeda untuk perilisan daring di Tiongkok. Ending diubah dengan polisi keluar sebagai pemenang.
Sebuah title card muncul pada akhir film yang tayang streaming melalui Tencent Video. "Polisi dengan cepat mengetahui seluruh rencana, menangkap semua penjahat, dan berhasil mencegah bom meledak," demikian diberitakan Variety.
BACA JUGA:
Dikritik Peter Dinklage, Disney Ubah Remake 'Snow White and the Seven Dwarfs'
"Setelah persidangan, Tyler dikirim ke rumah sakit jiwa untuk menerima perawatan psikologis. Dia keluar dari rumah sakit pada 2012," lanjut keterangan di akhir film.
Perwakilan untuk Disney, perusahaan yang memiliki 20th Century Studios, sebelumnya 20th Century Fox, perusahaan distribusi film tersebut, dan Tencent Video tidak segera menanggapi permintaan komentar dari People.

Dirilis pada 1999, film Fight Club diangkat berdasarkan buku dengan judul yang sama karya Chuck Palahniuk. Film ini menceritakan kisah seorang 'Narator' yang diperankan Norton, 52, sedangkan Tyler Durden yang dimainkan Pitt ialah proyeksi mentalnya. Bonham Carter, 55, memainkan perempuan yang dicintai Durden (dan, pada gilirannya juga oleh Narator), Marla Singer.
Pada akhir cerita aslinya, Narator 'membunuh' alter egonya, Tyler, dengan tembakan melalui mulutnya sendiri, sebelum ia dan Marla berdiri dan menyaksikan gedung-gedung meledak di sekitar mereka. Film (dan novel) ini telah banyak dibahas dan membuka perdebatan tentang tema dan pesan anarkitis dan kapitalisme.
Reaksi penulis

Penulis novel Fight Club, Chuck Palahniuk telah membagikan reaksi mengejutkan terhadap berita perubahan akhir film di Tiongkok. Akhir Tiongkok itu sebenarnya lebih dekat dengan visi asli Palahniuk untuk akhir dari Fight Club seperti yang tertulis dalam bukunya di 1996.
Seperti yang dikatakan Palahniuk kepada TMZ, ketika ditanya mengenai sensor Tiongkok, “Ironisnya ialah cara orang Tiongkok mengubahnya ialah mereka menyelaraskan akhir hampir persis dengan akhir buku. Itu berlawanan dengan akhir Fincher, yang merupakan visual yang lebih spektakuler. Jadi di satu sisi, orang Tiongkok membawa sedikit film itu kembali ke buku.”
Rencana karakter untuk menghancurkan peradaban juga digagalkan dalam novel Fight Club Palahniuk, tetapi bukan karena polisi. Sebaliknya, bom digunakan untuk menghancurkan kerusakan kota. Narator, yang diperankan Norton dalam film tersebut, kemudian menembak dirinya sendiri dan terbangun di rumah sakit jiwa.
Palahniuk menambahkan, menarik melihat bagaimana tiba-tiba banyak orang peduli tentang ending film Fight Club yang disensor. Padahal, dia menghabiskan hampir seluruh kariernya melawan sensor dan larangan yang muncul pada bukunya.
“Buku saya sangat dilarang di seluruh AS. Sistem penjara Texas menolak untuk membawa buku-buku saya di perpustakaan mereka. Banyak sekolah negeri dan sebagian besar sekolah swasta menolak membawa buku-buku saya. Tapi itu hanya masalah setelah Tiongkok mengubah akhir film? Saya sudah kebal dengan pelarangan buku untuk waktu yang lama,” tutup Palahniuk.(aru)