Keunikan Ngilmu di Negeri Aing, Siswa Pulau Dewata Sekolah Pakai Pakaian Adat
MENTARI masih mengintip ketika langkah kaki perempuan bersandal, mengenakan kamen (kain), kebaya, selendang, bergegas memasuki gapura berundak sekolah. Disusul kemudian para lelaki mengenakan udeng (penutup kepala), dan kamen, masuk barisan memberi salam guru.
Baca juga:
Mereka bukan semata ingin sembahyang. Di pundaknya dipanggul tas berisi buku pelajaran untuk menjalani kegiatan belajar-mengajar di kelas. Sekolah dan beribadah tampak harmoni di dalam busana.
Pemandangan unik para siswa mengenakan pakaian adat di peringatan acara keagamaan hanya terjadi Bali. Para siswa biasa mengenakannya pada perayaan keagaaman, seperti Saraswati.
Hari raya tersebut diperingati masyarakat Bali sebagai turunnya Ilmu Pengetahuan. Umat Hindu merayakan hari raya ini setiap 210 hari, sesuai perhitungan kalender Saka. Siswa beragam Hindu akan mengenakan pakaian tradisional Bali biasa digunakan saat bersembahyang.
Baca juga:
Pemandangan siswa menggunakan pakaian adat Bali tersebut mungkin akan tampak di kota lain saat perayaan Hari Kartini. Selebihnya tidak ada. Siswa di kota lain sehari-hari akan mengenakan seragam sekolah sesuai ketentuan. Bali memang unik dan kental akan tradisi adat.
Masyarakat di Bali terutama beragama Hindu, ketika akan bersembahyang di Pura atau di rumah, akan menggunakan pakaian adat sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi.
Pewarisan terhadap nilai luhur tersebut tersua pula pada siswa-siswi di sekolah. Mereka tak canggung mengenakan pakaian adat di sekolah pada peringatan perayaan keagaaman. Toh sehari-hari saat akan bersembahyang juga menggunakan pakaian adat. Bukan semata artifisial.
Pada Oktober 2018, seluruh pegawai di Bali diwajibkan menggunakan pakaian adat Bali setiap hari kamis.
Kebijakan tersebut dikeluarkan Gubernur Bali, Wayan Koster. Setiap pegawai di Bali, diharuskan untuk menggunakan pakaian adat madya.
Tak hanya pegawai saja, siswa-siswi di Bali, negeri maupun swasta, juga menerapkan penggunaan pakaian adat. Bila semula pakaian adat digunakan hanya pada peringatan hari-hari besar keagaaman, maka setelah peraturan teresbut diteken lantas menjadi bagian dari seragam sekolah.
Seluruh murid, perempuan maupun laki-laki, menggunakan atasan kemeja sekolah dan bawahannya kamen. Namun, hal berbeda, perempuan menggunakan selendang dan laki-laki menggunakan udeng. (cil)
Baca juga:
Mengapa Guru Lebih Terkenang Murid Bandel Saat Berstatus Alumnus