Ketidakdisiplinan Masyarakat Jadi Biang Kerok Peningkatan Kasus COVID-19
MerahPutih.com - Penambahan kasus COVID-19 di Indonesia terjadi setiap harinya. Bahkan jumlahnya melonjak hingga ribuan kasus per hari.
Jubir Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan penambahan kasus tersebut menunjukkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan belum optimal.
Baca Juga
"Penambahan kasus menggambarkan bahwa kepatuhan terhadap protokol kesehatan masih belum optimal dilaksanakan oleh masyarakat. Sudah saatnya kita saling mengingatkan dengan cara yang baik untuk mematuhi protokol kesehatan,'' kata Yurianto dalam keteranganya, Selasa (23/6).
Per Senin (22/6) telah diperiksa spesimen sebanyak 10.926, total spesimen yang diperiksa 650.311. Hasilnya jumlah pasien positif bertambah 954 orang total 46.845. Provinsi yang melaporkan kasus positif terbanyak adalah Jawa Timur 315 kasus 66 sembuh, DKI Jakarta 127 kasus 74 sembuh, Sulawesi Selatan 111 kasus 38 sembuh, Kalimantan Selatan 89 kasus 10 sembuh, Sumatera Selatan 60 kasus 17 sembuh.
"Ada 19 provinsi yang hari ini melaporkan kasus baru di bawah 10 orang, dan ada 11 provinsi yang melaporkan tanpa ada kasus baru. Pasien sembuh per hari ini bertambah 331 total 18.735, pasien meninggal bertambah 35 total 2.500," katanya
Jaga jarak fisik dengan orang lain adalah kunci untuk mencegah penularan COVID-19. Pastikan kita mampu menjaga jarak dalam semua aktivitas di luar rumah, termasuk memakai masker
"Kita sudah cukup lama menghadapi COVID-19 ini. Kami melihat cukup banyak juga yang mematuhi protokol kesehatan, dan langkah kita sekarang adalah saling mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan," ujar Yurianto.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, penyelenggaraan Car Free Day (CFD) bisa dijadikan pembelajaran bagi masyarakat tentang protokol kesehatan. Termasuk pembelajaran bagi Pemprov Jakarta dan pengawas di lapangan.
"Kita semua sedang belajar menaati protokol kesehatan," ucapnya.
Baca Juga
Pemprov DKI Jakarta sudah menyiapkan sejumlah regulasi untuk mencegah tingginya potensi penularan COVID-19 di CFD. Antara lain melarang anak-anak, lansia, dan ibu hamil memasuki area CFD.
Kemudian memisahkan antara pejalan kaki, masyarakat yang joging, dan pesepeda. Selain itu pedagang juga dilarang berjualan di CFD untuk menghindari terciptanya kerumunan. (Knu)