Ketegangan Laut China Selatan, Kapal Tiongkok Jauhi Perairan Vietnam

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 25 Oktober 2019
Ketegangan Laut China Selatan, Kapal Tiongkok Jauhi Perairan Vietnam
Penampakan kapal induk generasi kedua China saat kembali ke doknya di Dalian, Provinsi Liaoning, setelah uji coba pertama pada 18 Mei 2018. (Antara/chinamil.com)

MerahPutih.com - Sebuah kapal survei minyak Tiongkok meninggalkan perairan yang dikuasai Vietnam setelah lebih dari tiga bulan di sana. Pergerakan kapal Tiongkok itu jadi sorotan setelah terlibat dalam ketegangan dengan kapal-kapal Vietnam di Laut China Selatan.

Kapal Haiyang Dizhi 8 melaju kencang dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Vietnam menuju Tiongkok pada Kamis(24/10) pagi, di bawah pengawalan setidaknya dua kapal dari negara tersebut. Demikian menurut data dari Lalu Lintas Laut, sebuah situs web yang melacak pergerakan kapal, dikutip Antara.

Baca Juga:

Indonesia Ajak ASEAN Patroli Bersama di Laut China Selatan, Ini Komentar Beijing

Tiongkok mengklaim hampir semua perairan yang kaya energi di Laut China Selatan, tetapi negara-negara tetangga yaitu Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim atas wilayah tersebut.

Ketegangan antara Hanoi dan Beijing meningkat ketika Tiongkok mengirim kapal untuk melakukan survei seismik di perairan Vietnam pada awal Juli.

Kementerian luar negeri di Hanoi telah berulang kali menuduh kapal dan pengawalnya melanggar kedaulatan Vietnam dan telah menuntut agar Tiongkok memindahkan kapal-kapalnya dari daerah itu.

Kementerian tidak segera menanggapi email Reuters yang meminta komentar pada hari Kamis.

  Laut China Selatan. (Foto: Screenshot Google Map)
Laut China Selatan. (Foto: Screenshot Google Map)

Polisi membubarkan sebuah protes singkat pada bulan Agustus di luar kedutaan besar Tiongkok di Hanoi atas keberadaan kapal survei tersebut.

"Tiongkok tidak ingin perusahaan non-ASEAN mengebor minyak di Laut China Selatan," kata Ha Hoang Hop, anggota Institut Internasional untuk Studi Strategis.

Hop juga mengatakan, Tiongkok hanya menarik kapal tak lama setelah Hakuryu-5 menyelesaikan pengeborannya di Blok 06.1 Vietnam, yang dioperasikan oleh perusahaan minyak Rusia Rosneft.

Kapal penjaga pantai Tiongkok juga telah beroperasi di dalam blok minyak sejak kebuntuan dimulai, data Lalu Lintas Laut menunjukkan.

Rosneft tidak segera menanggapi email yang meminta komentar.

"Tiongkok bertekad untuk menekan Vietnam untuk mengakhiri eksplorasi dan produksi minyak bersama dengan mitra asing di daerah itu," kata Hop, yang juga seorang rekan senior yang berkunjung di ISEAS-Yusof Ishak Institute yang berbasis di Singapura.

Baca Juga:

Filipina-Tiongkok Lakukan Perundingan Soal Laut China Selatan

PetroVietnam mengatakan kepada perusahaan energi Spanyol Repsol tahun lalu untuk menghentikan proyek minyak lepas pantai di bawah tekanan dari Tiongkok, dan satu unit Rosneft menyatakan keprihatinannya bahwa pengeboran baru-baru ini dapat mengganggu Tiongkok.

Presiden Vietnam dan ketua Partai Komunis Nguyen Phu Trong menyerukan pekan lalu untuk menahan diri di Laut Cina Selatan, mengatakan Vietnam harus "tidak pernah berkompromi" pada kedaulatan dan integritas teritorialnya.

Menteri Pertahanan Tiongkok Wei Fenghe mengatakan pada Senin bahwa Laut China Selatan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah China. "Kami tidak akan membiarkan satu inci pun wilayah peninggalan nenek moyang kami untuk diambil," kata Wei.

Anggota milisi dan prajurit Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) berbaris dalam formasi melewati Lapangan Tiananmen saat latihan sebelum parade militer memperingati 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China, pada Hari Nasional, di Beijing, China, Selasa (1/10/2019) (REUTERS/JASON LEE)
Anggota milisi dan prajurit Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) berbaris dalam formasi melewati Lapangan Tiananmen saat latihan sebelum parade militer memperingati 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China, pada Hari Nasional, di Beijing, China, Selasa (1/10/2019) (REUTERS/JASON LEE)


Kapal Tiongkok telah dianggap menghentikan survei ketika ia pergi dari zona ekonomi eksklusif Vietnam pada awal Agustus ke Fiery Cross Reef, sebuah pulau buatan manusia yang dikendalikan oleh China yang dibangun di atas terumbu karang Laut di China Selatan yang disengketakan. Vietnam dan Filipina juga saling bersaing klaim atas terumbu karang itu.

"Sangat mungkin bahwa China akan mengirim rig minyak untuk mengebor di daerah di mana Haiyang Dizhi 8 telah melakukan survei seismik di zona ekonomi eksklusif Vietnam," kata Hop. (*)

Baca Juga:

Tiongkok Kirim Sukhoi ke Laut China Selatan

#Laut China Selatan #Tiongkok #Vietnam
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan