ROKER alias Rombongan Kereta rela melakukan apapun demi bisa masuk dalam gerbong kereta. Tubuh yang terhimpit kiri dan kanan bergerak mengikuti gerak kereta menjadi sesuatu yang dirasakan para roker setiap harinya sebelum pandemi.
Sebelum COVID-19 menyerang seluruh dunia, stasiun kereta api tidak pernah terlihat sepi, terlebih saat jam-jam sibuk. Kereta api dipilih selain karena terjangkau, namun juga lebih cepat jika dibandingkan kendaraan umum lainnya.
Baca Juga:
Cerita Ketangguhan Pemilik Ivegan Pizza Berjuang Menjadi Seorang Vegan
Namun, karena keadaan stasiun yang jarang terlihat kosong, sikap berani dan nekat untuk dapat masuk dalam gerbong kereta biasanya telah terbentuk dalam diri para roker.
Intip starter pack roker saat harus menaiki kereta di jam-jam sibuk:
1. Ransel dipakai di depan

Ransel jadi salah satu item yang identik dengan para roker, terutama para roker perempuan. Tak seperti pemakaian tas ransel yang biasanya digendong di belakang, para roker menggunakannya di bagian depan. Selain dapat membawa barang dengan muatan yang lebih banyak, ransel juga digunakan untuk melindungi tubuh bagian depan mereka saat berdesakan.
Penggunaan ransel yang digendong di bagian depan juga ditujukan agar barang bawaan mereka tidak memenuhi tempat saat harus berhimpitan dengan pengguna lain. Selain itu, pemilik tas dapat lebih memudahkan untuk mengambil barang bawaan tanpa terlalu menimbulkan banyak gerakan yang mengganggu penumpang lain.
2. Masker tak hanya melindungi diri dari COVID-19

Masker digunakan para roker bukan karena mematuhi prokes. Roker sudah lebih dulu memakai masker selama naik kereta sebelum COVID-19 mewabah. Selain untuk melindungi hidung dan mulut dari debu, masker bagi roker memiliki fungsi tambahan.
Menutupi mulut yang menganga saat tidur merupakan salah satu fungsi utama masker. Sebab, kurangnya waktu beristirahat membuat para roker memanfaatkan waktu di dalam kereta untuk mengistirahatkan mata dan tubuh.
Selain itu, masker juga digunakan untuk menyelamatkan indra penciuman dari bau-bau yang kurang sedap, salah satunya bau badan penumpang kereta lain. Walaupun terkadang bau-bau tersebut masih tercium, setidaknya berkurang.
3. Persediaan film agar tidak bosan di perjalanan

Drama atau film yang telah diunduh sebelumnya di rumah, merupakan salah satu cara yang dapat menghilangkan kebosanan saat di perjalanan. Sebab bukan hanya satu atau dua pemberhentian saja, beberapa karyawan bahkan harus menaiki kereta hingga pemberhentian terakhir.
Baca Juga:
Untuk menunjang kegiatan menonton lebih maksimal dan terhindar dari gangguan, headset beserta pengisi daya portabel juga tersedia di dalam tas. Namun jika keadaan kereta terlalu penuh, aktivitas ini jarang dilakukan karena adanya keterbatasan gerak.
4. Sandal jepit penyelamat sepatu agar tak kotor

Pakaian rapi memang telah terlihat membalut tubuh para pekerja, namun mereka lebih memilih menggunakan sandal jepit terlebih dahulu. Sepatu kerja mereka telah tersimpan rapi di dalam tas. Hal ini dilakukan untuk melindungi kondisi sepatu agar tetap bersih saat digunakan di kantor.
Menginjak kaki orang lain saat berdesak-desakan menjadi hal yang sering terjadi. Hal ini dapat membuat sepatu kantor yang biasanya berwarna hitam kotor. Keputusan menyimpan sepatu di tas menjadi salah satu pilihan tepat, terlebih saat musim hujan.
Namun, menggunakan sandal jepit dibandingkan sepatu kerja saat harus bepergian dengan menggunakan kereta api juga dipilih untuk alasan lain. Yaitu para pejuang kantoran merasa menggunakan sendal jepit mempermudah gerak mereka saat harus lari mengejar kereta.
5. Lanyard serbaguna sebagai sarang segala macam kartu

Segala macam kartu, mulai dari kartu transportasi, id card, hingga berbagai macam kunci dikumpulkan menjadi satu. Semua hal ini digantungkan pada satu lanyard agar memudahkan ketika akan menggunakannya. Sebab dengan mengumpulkannya menjadi satu, para pejuang kantoran tak perlu lagi kebingungan mencari kartu yang berserakan dalam tas. (cit)
Baca Juga: