INFLUENCER Jerome Polin ketika duduk di bangku Sekolah dasar hanya bisa termenung mendengar keseruan teman-temannya bercerita tentang liburan sekolah. Semua temannya pelesiran ke luar negeri, sementara Jerome hanya bisa menikmati tempat wisata dalam negeri.
IPH Shcool Surabaya, tempat Jerome menempuh pendidikan SD berisi murid-murid tajir. Keadaan ekonomi kedua orang tuanya, Marojahan Sijabat dan Chrissie Rahmeinsa kala itu memang sedang sulit. Beruntung Jerome tetap bisa bersekolah di tempat tersebut pada 2004 karena beasiswa.
Baca Juga:
Bergaul dengan murid-murid yang keadaan ekonominya lebih tinggi darinya tidak membuatnya minder. Justru hal tersebut menjadi pemicunya untuk belajar lebih giat lagi agar bisa ke luar negeri. Ia yakin satu-satunya cara untuk membawanya ke luar negeri ialah melalui jalur pendidikan.
"Jadi sebenernya yang mendorong aku ingin keluar negeri adalah aku mau ke Disney Land, karena temen-temenku selalu cerita tentang Disney Land dan itu kayaknya seru banget," ujar Jerome dalam video Youtubenya yang berjudul DRAW MY LIFE - CERITA HIDUP JEROME POLIN (NIHONGGO MANTAPPU).
Sejak SMP, Jerome sudah mempersiapkan dirinya agar kelak bisa berkuliah di luar negeri. Ia mulai mengincar dua universitas di Singapura, yakni NTU dan NUS. Kedua orang tuanya pesimis dengan cita-cita Jerome ini karena masalah biaya. Akan tetapi, Jerome tetap semangat dan yakin bisa masuk ke salah satu dari dua universitas tersebut.

Jerome terus berlatih, belajar, dan mengasah skill lain di dalam sekolahnya. Bahkan ia harus mengorbankan waktu untuk bergaul dengan teman-temannya. Alhasil, usahanya ini membuahkan hasil. Ia sampai dikira seorang multi talenta karena amat pintar. Bahkan, ia memiliki prestasi pada ajang olimpiade pendidikan.
Akhirnya, pada Januari 2016 ia mendapatkan kesempatan mengikuti tes masuk di dua universitas impiannya itu. Sayangnya, Jerome tidak diterima di NUS. Untuk tes NTU, Jerome dinyatakan lolos tanpa beasiswa.
"Yang di NTU, aku cuma dapet beasiswa setengah ya, 50 persen. Meskipun kayak gitu, satu tahun kuliah di NTU itu bisa beli mobil, guys. Tapi mama papaku waktu itu bilang, yaudah gapapa nanti papa mama bisa jual mobil, bisa jual apa, bisa jual itu," jelasnya.
Baca Juga:
Bagi Jerome, ia tidak mau membebani kedua orang tuanya untuk membiayai pendidikannya di luar negeri. Ia pun memutuskan untuk tidak mengambil kesempatan berkuliah di NTU meski sudah diterima. Ia tetap berharap bisa berkuliah di luar negeri dengan beasiswa penuh.
Merasa tidak ada jalan keluar, Jerome putus asa. Ia sempat berpikir untuk mengubur impiannya berkuliah di luar negeri. Meski begitu, sang kakak, Jehian menyarankan agar Jerome mencoba mencari beasiswa dari perusahaan manufaktur Jepang Mitsui Bussan. Ia pun berhasil meraih beasiswa tersebut.
Pertengahan 2016, Jerome memulai rencana studinya di Jepang dengan pelatihan bahasa Jepang selama sebulan. Tak berhenti disitu, Jerome harus melalui banyak tes sebagai syarat pendaftaran di universitas terkenal Jepang.

"Pas dateng ke Jepang, aku punya lima target universitas. Dua teratas adalah Tokyo University (universitas negeri paling top di tokyo), dan Tokyo Institute of Technology. Jujur, Waseda University bukan target utama pada saat itu," tulis Jerome di akun Twitternya.
Dari kelima target itu, Jerome hanya diterima di Waseda. Ia berpikir apa yang ia usahakan tak menghasilkan buah yang baik. "Tapi, rencana Tuhan bukan rencana kita. Aku sekarang ada di Waseda, sehingga aku punya lumayan banyak waktu luang untuk bisa melakukan kegiatan lain seperti olahraga, youtube, main musik," lanjutnya.
Sisi baiknya, berkuliah di Waseda memberikannya cukup banyak waktu luang, sehingga ia dapat melakukan aktivitas lain. Jika Jerome diterima di Universitas Tokyo, kemungkinan ia akan sangat sibuk dan harus belajar terus menerus.
Jerome bersyukur berkuliah di Waseda membuatnya bertemu dengan Tomo dan teman-teman yang lain. Bagi Jerome, tanpa mereka mungkin ia tak bisa ada pada titik ini. "Di balik hujan ada pelangi. Ketika kita sudah berjuang dan berdoa maksimal, tapi hasilnya 'terlihat' mengecewakan, percayalah kalau Tuhan punya rencana yang indah di balik itu semua. Mantap jiwa!." (mic)
Baca Juga:
Mbok Jamu Gendong, Tangguh Mewariskan Ramuan Warisan Leluhur