Kerusuhan Saat 90 Persen Suara Dukung Catalonia Lepas dari Spanyol

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Senin, 02 Oktober 2017
Kerusuhan Saat 90 Persen Suara Dukung Catalonia Lepas dari Spanyol
Pengunjuk rasa mengangkat tangan mereka di luar Pengadilan Tinggi Kehakiman Catalonia di Barcelona, Spanyol, Kamis (21/9). (ANTARAFOTO/REUTERS/Susana Vera)

MerahPutih.com - Kerusuhan sempat terjadi saat Pemerintah Catalonia menyatakan bahwa hasil awal referendum telah menunjukkan 90 persen dukungan untuk merdeka.

Menurut Juru Bicara Pemerintah Catalan Jordi Turull, kerusuhan tersebut terjadi akibat provokasi yang dilakukan pihak aparat Spanyol.

Pemerintah Spanyol, kata Turull, sangat menentang keras terhadap keinginan Catalonia lepas dari Negeri Matador itu. "Selama serangan, banyak warga yang ditangkap, dan juga tindakan kekerasan yang mengakibatkan ratusan orang cedera," kata Turull seperti yang dikutip dari theguardian.

Sementara itu, Turull juga menjelaskan bahwa sebanyak 2.26 juta warga Catalonia memilih untuk lepas dari Pemerintah Spanyol.

"Pada Senin (2/10) pagi, 90 persen dari warga Catalonia memilih, ya. Sedangkan 8 persen memilih menolak merdeka. Sisanya adalah suara kosong atau batal," katanya.

Turull mengatakan, jumlah suara tersebut tidak termasuk dengan jumlah warga yang ditahan pihak kepolisian Spanyol.

Menanggapi hal tersebut, Pemimpin Daerah Catalonia Carles Puigdemont mengatakan bahwa referendum tersebut merupakan momen di mana harapan dan penderitaan rakyat menyatu.

Keinginan untuk merdeka, kata Puigdemont, harus dibayar dengan darah yang diakibatkan provokasi dari aparat keamanan Spanyol yang menolak pemungutan suara tersebut.

"Dalam beberapa hari kedepan, kami akan kirimkan hasil pemungutan suara tersebut ke parlemen. Kedaulatan rakyat Catalonia sudah ada. Sehingga dapat bertindak sesuai dengan hukum dari referendum tersebut," kata Puigdemont. (*)

#Catalonia
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan