Kerja Hibrida Jadi Lebih Mudah dengan Workplace Management System

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Kamis, 09 Juni 2022
Kerja Hibrida Jadi Lebih Mudah dengan Workplace Management System
Beberapa perusahaan menetapkan mekanisme kerja hibrida. (Foto: Pexels/Alexander Suhorucov)

BEBERAPA perusahaan menerapkan sistem kerja hibrida atau model kerja baru yang fleksibel. Ini memungkinkan karyawan bekerja di berbagai lokasi. Untuk memaksimalkan sistem tersebut, aplikasi Deskimo meluncurkan Working Management System (WMS) yang membantu perusahaan untuk merangkul pengaturan kerja hibrida.

Dengan dunia yang kini semakin terbuka pada pola kehidupan baru, beberapa perusahaan mulai menjalankan kembali rencana bekerja dari kantor. Namun, dunia kerja pasca-pandemi tidak dapat kembali seperti semula dan tujuh dari 10 orang di Asia Tenggara menyetujuinya.

Baca juga:

Mengenal Operasi Hybrid, Tindakan Pengobatan untuk Kesehatan Jantung

Kerja Hybrid Jadi Lebih Mudah dengan Workplace Management System
Perubahan mekanisme bekerja ini tentu menjadi tantangan bagi pihak Human Resource. (Foto: Unsplash/Parabol)

Berdasarkan survei dari perusahaan EY yang melibatkan 16 ribu karyawan di 16 negara, hanya 15 persen responden di Asia Tenggara yang lebih memilih bekerja penuh waktu di kantor. Sedangkan 85 persen lainnya menginginkan fleksibilitas baik dalam hal lokasi kerja maupun jam kerja. Bahkan, enam dari 10 pekerja di Indonesia mengatakan akan berhenti dari pekerjaannya jika tidak ada fleksibilitas pasca-pandemi.

"Penting bagi perusahaan untuk "kembali bekerja" dengan tepat, tidak hanya untuk keselamatan karyawan dan pelanggan, tetapi juga untuk mempertahankan tenaga kerja mereka," kata Co-Founder Deskimo Christian Mischler, dalam siaran pers yang diterima.

Dengan WMS, perusahaan dapat memanfaatkan fitur perencanaan yang menggunakan data real-time dan mendorong pemanfaatan ruang secara efektif, serta kolaborasi tim di lingkungan kerja bersama.

"Kami merancang WMS sebagai solusi plug-and-play, baik untuk perusahaan besar maupun kecil agar dapat mengadopsi ataupun meningkatkan sistem kerja hybrid dengan cepat. Dengan hanya menggunakan satu platform, perusahaan dapat menawarkan otonomi, fleksibilitas, konektivitas, dan dukungan yang lebih besar," kata Mischler.

Baca juga:

Beli Mobil Toyota di IIMS Hybrid 2022, Bisa Dapat iPhone 13 Gratis

Kerja Hybrid Jadi Lebih Mudah dengan Workplace Management System
Enam dari 10 pekerja di Indonesia mengatakan akan berhenti dari pekerjaannya jika tidak ada fleksibilitas pasca-pandemi. (Foto: Unsplash/Mimi Thian)

Perubahan mekanisme bekerja ini tentu menjadi tantangan bagi pihak Human Resource (HR). HR perusahaan perlu memikirkan bagaimana melakukan rotasi untuk menghindari kepadatan kantor dan mengelola kehadiran serta memastikan alur kerja dan komunikasi berjalan lancar.

WMS memungkinkan kepala departemen atau pemimpin tim untuk menetapkan daftar rotasi kehadiran staf untuk memfasilitasi interaksi langsung. Karyawan dapat mengatur jadwal mereka sendiri, menunjukkan kapan mereka bekerja dari luar kantor, kapan mereka akan masuk, dan melihat jadwal yang diberikan oleh manajer mereka.

Ada pun beberapa fitur WMS yang memudahkan para HR, seperti akses Dashboard, Mengelola Kapasitas, Daftar Nama, Pelacak Kontak, Jarak Sosial, Mengoptimalkan Ruang Kerja saat ini dan di Masa Depan, serta laporan dan Wawasan.

"Perusahaan membutuhkan analisis yang mendalam dan data operasional untuk menentukan dan memilih kantor secara strategis. Oleh karena itu, kami menghadirkan produk yang dapat membuat perencanaan dan pengoptimalan kantor menjadi lebih mudah," tutupnya. (and)

Baca juga:

Pandemi Hadirkan Sistem Pendidikan Hybrid

#Karier #Pekerjaan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan