KERIS senjata khas milik Indonesia resmi diakui UNESCO, sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi. Keris menjadi senjata yang sangat populer khususnya di Pulau Jawa.
Diperkirakan keris sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak abad ke-9. Terbukti dari beberapa kisah tradisional, seperti Ken Arok dan Ken Dedes. Keris tidak hanya dipakai sebagai senjata, namun juga dipercaya memiliki kekuatan supranatural.
Baca Juga:

Keris termasuk dalam kerajinan tangan dan di dalamnya terkandung nilai-nilai kebudayaan dan tradisional. Umumnya, sebuah keris memiliki tiga bagian yaitu bilah (pisau), hulu (gagang), dan warangka (sarung).
Melansir buku jurnal Keris dalam Tradisi Santri dan Abangan (2018), keris berasal dari bahasa Jawa Kuno, yang merujuk pada kata ‘kris’ dalam bahasa Sanskerta, artinya menghunus. Keris sering dijadikan sebagai senjata perang jarak pendek pada eranya. Senjata tradisional ini sering digunakan di kawasan Pulau Jawa, Sunda, hingga Sumatera.
Bagi beberapa masyarakat, keris dianggap sebagai benda pusaka yang mampu menyembuhkan penyakit, mengusir setan, mendatangkan hujan, dan lain sebagainya. Dalam jurnal Makna Keris dan Pengaruhnya terhadap Masyarakat di Surakarta (2008) karya Akhmad Arif Musadad, disebutkan bahwa keris sebagai benda pusaka dipercaya memiliki kekuatan supranatural atau menyimpan kekuatan gaib. Sehingga masyarakat banyak yang mengagumi, menghormati, dan menjaga keris dengan baik.
Seringkali keris juga dianggap memiliki kekuatan magis. Maka hingga saat ini, masih banyak masyarakat percaya bahwa keris dapat membawa keberuntungan sehingga terkadang dijadikan sebagai jimat.
Selain itu, keris diyakini dapat menambah keberanian dan rasa percaya diri bagi pemiliknya. Alat ini juga dapat menghindarkan serangan wabah penyakit, malapetaka, dan hama tanaman.
Sebagian orang juga percaya bahwa keris bisa menyingkirkan atau menangkal gangguan makhluk halus. Terlepas dari sisi magis, ada beberapa fungsi lain keris bagi masyarakat.
Baca Juga:

- Keris sebagai senjata tradisional
Di zaman kerajaan, setiap prajurit membawa keris yang diselipkan di pinggang. Sebagai senjata pokokdalam berperang, keris bisa ditemukan di kisah Ken Arok, Amangkurat II, dan lain-lain. Keris juga seringdigunakan oleh pahlawan seperti Imam Bonjol, Hasanudin, Pangeran Diponegoro, dan sebagainya.
- Keris sebagai benda pusaka warisan nenek moyang
Alasan ini membuat keris dibuat dan disimpan dengan sangat hati-hati. Keris juga banyak disimpan di museum atau keraton seperti Surakarta dan Yogyakarta. Keris juga menjadi lambang atau simbol terutama bagi warga daerah Jawa. Simbol atau lambang ini berupa lukisan, perkataan, lencana, dan lainnya yang mengandung arti tertentu. Simbol keris diantaranya untuk menyatakan legitimasi jabatan atau kekuasaan, lambang status, identitas, serta falsafah masyarakat Jawa.
- Perlengkapan berbagai aktivitas dan benda seni
Keris menjadi bagian dari perlengkapan pertunjukan wayang, perlengkapan upacara bersih desa, perlengkapan pakaian adat, dan sebagainya. Dan, jika ditelisik, keris dengan warangkanya adalah kesatuan harmonis yang dibuat dengan imajinasi tingkat tinggi. Keris menjadi sebagai benda seni hasil karya pembuatnya (empunya)
Berbagai fungsi tadi tentu memengaruhi nilai-nilai kebudayaan dan spiritualitas masyarakat yang menganut kepercayaan tertentu. Sebagai peninggalan budaya yang harus dijaga keberadaannya. Tidak heran jika hingga saat ini, keberadaan keris masih bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari, baik pada masyarakat atau tersimpan baik dalam museum sebagai peninggalan budaya. (dgs)
Baca Juga:
'Kartini Berkebaya' untuk Mengingat Warisan Budaya Indonesia