Keren Nih, Mahasiswa Unair Sulap Sampah Jadi Bensin dan Solar

Thomas KukuhThomas Kukuh - Kamis, 03 Agustus 2017
Keren Nih, Mahasiswa Unair Sulap Sampah Jadi Bensin dan Solar
Teknologi tepat guna, reaktor pembakaran yang merupakan bagian dari penyulingan. (Ist for MerahPutih.com)

MerahPutih.com - Limbah plastik tidak hanya dikenal sebagai sampah, tapi juga sampah yang juga sulit terurai dan berefek jelek pada lingkungan. Namun siapa kira, di tangan mahasiswa S1 Fakultas Sains dan Teknologi Unair, limbah plastic bisa diubah menjadi energi terbarukan alias berupa bensin dan solar dan bisa digunakan untuk motor dan mobil.

Tim yang mengusahakan perubahan tersebut adalah Edo Dwi Praptono, Ade Imas Agusningtyas, Hilmi Putra Pradana, Ledy Theresia, dan Lola Sara.

Edo memaparkan, inovasi pembuatan bahan bakar dengan metode thermal cracking yaitu pembakaran pada suhu tinggi 300-400 derajat celcius tanpa oksigen. Hasilnya, dalam pembakaran satu kilogram plastik menghasilkan satu liter bahan bakar berupa bensin dan solar. ’’Inovasi ini dimaksudkan sebagai partisipasi bagaimana mengatasi masalah persampahan global,’’ papar Edo.

Diterangkan oleh Edo, proses konversi ini dilakukan dengan metode thermal cracking, yaitu pembakaran pada suhu tinggi tanpa oksigen.

Proses pembakarannya dilakukan selama 45 menit dengan suhu 300-400 derajat celcius. Hasil pembakaran satu kilogram plastik menghasilkan satu liter bahan bakar berupa bensin dan solar.

Jenis plastik yang dapat digunakan cukup melimpah. Seperti jenis plastik PP (gelas air kemasan), HDPE (botol shampoo), PETE (botol air kemasan), lainnya (bungkus makanan ringan).

Dengan pemanfaatan sampah plastik ini maka keberlanjutan proses konversi tetap terjaga, karena jumlah sampah plastik yang sangat melimpah dan terus meningkat setiap harinya.

Hasil dari konversi sampah plastik dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor seperti motor, mobil, serta dapat juga digunakan untuk penggerak alat-alat pertanian.

’’Konversi sampah plastik menjadi bahan bakar ini dapat dijadikan solusi untuk mengatasi tingginya timbunan sampah plastik di TPA dan digunakan sebagai alternative bahan bakar pengganti bahan bakar fosil. Bayangkan saja jika seluruh TPA di Indonesia melakukan konversi seperti ini, maka Indonesia akan terbebas dari permasalahan sampah plastik global,” imbuh Edo.

Inovasi ini, lanjut Edo, mendapatkan pendanaan untuk pengembangan dari Kemenristek-Dikti. ’’Kami daftarkan di Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE), dan ternyata lolos mendapatkan dana pengembangan,’’ paparnya. (ijo)

#Teknologi #Sampah #Unair
Bagikan
Ditulis Oleh

Thomas Kukuh

Bagikan