MerahPutih.com - Keraton Yogyakarta merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan prosesi sederhana pada Selasa (19/10). Pembagian renginang dan hasil bumi dilakukan tanpa arak-arakan gunungan dan prajurit serta gendhing (alunan musik) gamelan.
Maulud Nabi tahun ini dirayakan dengan membagikan sekitar 2.700 rengginang dan ubarampe (sesajen) ke tiga lokasi. Pertama ke Abdi Dalem di Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman dan Kompleks Kepatihan.
Baca Juga
Peringatan Maulid Nabi, Keraton Surakarta Tiadakan Tradisi Sekaten dan Grebeg Maulud
Selain ubarampe rengginang, keraton juga membagikan uang logam dan beras sebagai simbol dari udhik-udhik yang biasanya dibagikan saat pelaksanaan rangkaian perayaan Mulud.
Prosesi perayaan dimulai dengan berjalannya para abdi dalem sambil membawa rengginang di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta. Mereka kemudian berpisah arah menuju tiga lokasi.

Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta, GKR Condrokirono menuturkan, pelaksanaan Hajad Dalem peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW kali ini masih mengedepankan protokol kesehatan.
“Hal ini dilakukan untuk menaati anjuran pemerintah sekaligus meminimalisir penyebaran COVID-19 di DIY. Oleh karenanya, pelaksanaan prosesi Garebeg disederhanakan dengan pembagian ubarampe saja. Hal ini sudah dilakukan sejak pelaksanaan Garebeg Sawal tahun 2020 lalu atau masa-masa awal pandemi COVID-19,” tuturnya di Keraton Yogyakarta.
Sementara itu, Gamelan Sekati yang biasanya dikeluarkan dari keraton dan ditempatkan di Pagongan Masjid Gedhe untuk dibunyikan selama satu minggu, saat ini tidak dilakukan.
“Miyos Gangsa (keluarnya Gamelan Sekati dari keraton ke pagongan) dan Kondur Gangsa (kembalinya Gamelan Sekati dari pagongan ke keraton) termasuk udhik-udhik, tidak dilakukan, sama seperti tahun lalu,” imbuh putri kedua Ngarsa Dalem ini.
Walau tak semeriah sebelum pandemi, lanjut GKR Condrokirono, tidak menghilangkan esensi dari pelaksanaan Garebeg. Yaitu, sebagai perwujudan rasa syukur dari raja atas melimpahnya hasil bumi yang dibagikan kepada rakyatnya.
Hal ini adalah bentuk konsistensi keraton dalam melestarikan budaya dalam berbagai situasi.
Sementara itu, segala kegiatan pementasan paket wisata di Keraton Yogyakarta juga masih diliburkan hingga waktu yang tidak dapat ditentukan.

Sementara itu Paniradya Pati Aris Eko Nugroho, mewakili Sekda DIY menerima sumbangan rengginang dari Kraton di halaman kantor kepatihan (Kantor Gubernur).
Atas nama Pemda DIY, Ia mengucapkan terima kasih dengan iringan doa untuk Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan keluarga. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca Juga
Geser Libur Maulid Nabi, Wapres tak Mau Indonesia Terperosok lagi seperti India