KERATON Yogyakarta memang kerap kali mengadakan sebuah ritual pembersihan atau jamasan. Kali ini, Selasa (17/09) jamasan dilakukan untuk dua kereta kencana yakni Kanjeng Nyai Jimat dan Kanjeng kyai Jaladara. Ritual jamasan dilakukan di Museum Kereta kencana di jalan Rotowijayan Yogyakarta. Abdi dalem Keraton Slamet Widodo Raharjo menjelaskan ritual ini sudah dilakukan sejak jaman Sri Sultan Hamengku Buwana 1. Baca juga: Taman Bunga Rajati, Oase di Khatulistiwa "Sekarang jamasan rutin dilakukan setahun sekali. Buat membersihkan kereta," kata Slamet. Kereta Kanjeng Nyai Jimat dibersihkan di sisi selatan halaman museum. Sementara kereta satu lagi dijamas di halaman sisi timur dekat pintu masuk museum. Slamet menjelaskan Kereta Kanjeng Nyai Jimat adalah kereta pusaka yang dipakai sejak jaman Sri Sultan HB I. Jamasan dilakukan setahun sekali (Foto: MP/Teresa Ika) "Kereta dibuat tahun 1750an. Dulu pernah dipakai saat penobatan beliau jadi raja," tutur pria yang mengenakan baju tradisional Yogyakarta Sikep Alit terdiri dipadu kain batik sawita. Baca juga: 4 Prosesi Budaya Seru di Keraton Yogyakarta Sementara Kanjeng kyai Jaladara adalah kendaraan yang biasa dipakai Sri Sultan HB IV untuk berkeliling memeriksa keadaan di dalam benteng. Prosesi jamasan dimulai dengan pembersihan kereta nyai Jimat dengan menggunakan kain lap putih. Kain lap ini dibasahi air campuran bunga dan jeruk. Abdi dalem mengelap setiap bagian kereta agar bersih dari debu dan kotoran. kemudian abdi dalem mengeringkan kereta. Warga berebut air jamasan (Foto: MP/Teresa Ika) Ratusan warga dan wisatawan memenuhi museum untuk melihat prosesi jamasan ini. Pihak keraton terpaksa memasang pagar pembatas untuk memberi ruang para abdi dalem membersihkan kereta pusaka. Beberapa warga nampak membawa botol kosong. Botol ini akan diisikan air bekas jamasan. Usai kereta dibersihkan. warga berebut mengambil air bekas jamansan. salah satunya Kuswini, asal Indramayu. ia percaya air bekas jamasan dapat menyembuhkan penyakit. Baca juga: Wow, Ada Museum Jamu dalam Hotel Bintang Lima "Katanya bisa memberi kesehatan dan berkah,"ujar Kuswini sambil menyeka wajahnya dengan air bekas jamasan. Wisata Keraton Yogyakarta ditutup selama dua hari karena adanya ritual ini yakni hari Selasa dan Rabu 17 hingga 18 September. Keraton Yogyakarta dibuka kembali pada Kamis 19 September 2019. Berita ini ditulis berdasarkan laporan Teresa Ika, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta dan sekitaranya.