MerahPutih.com - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningkrat menjadi salah satu venue Trade Industry and Investment Working Group (TIIWG) G20 tahap kedua yang akan diadakan di Solo, Jawa pada Selasa-Kamis ini.
Keraton Surakarta sendiri dijadikan sebagai welcome dinner di Keraton Surakarta pada, Selasa (5/7) malam. Sejumlah persiapan pun sudah dilakukan pihak Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Mulai dari tempat, hiburan hingga menu makanan yang akan disajikan kepada 104 delegasi dari 14 negara peserta G20.
Baca Juga:
106 Peserta dari Delegasi 14 Negara G20 Bakal Dikirab Bersama Event Solo Batik Carnival
Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KGPH Dipo Kusumo mengatakan, pihaknya akan memberikan jamuan terbaik bagi delegasi G20. Persiapan tersebut diantaranya menyediakan menu spesial untuk welcome dinner.
"Semua hidangan tradisional yang biasa disajikan di lingkungan Keraton Surakarta kita sajikan pada delegasi G20," kata Dipo, Selasa (5/7).
Ia menegaskan hidangan ini tidak hanya makanan biasa tetapi punya filosofi maupun kisah dibaliknya. Untuk jamuan makan malam ada di Sasana Handrawina kompleks Keraton Kasunanan Surakarta.
"Saat para tamu masuk melalui Kori Kamandungan nanti langsung kami arahkan ke pelataran Sri Manganti," ucap dia.
Saat penyambutan, kata dia, welcome drink minuman tradisional beras kencur dan kunir asem disajikan. Selain itu, akan dihidangkan pula canape atau cemilan tradisional berupa roti kecik, ketan biru dan apem.

“Ketiga makanan ini masing-masing punya makna sendiri-sendiri. Kalau roti kecik melambangkan pohon sawo kecik yang banyak terdapat di dalam keraton," ucap dia.
Kemudian, untuk apem dan ketan biru, kata dia, merupakan sajian yang biasa ditemukan dalam sesajen setiap prosesi di keraton. Untuk makanan pembuka akan dihidangkan setup makaroni dan bestik galantin serta nasi gunung sari lengkap dengan sate pentul dan dendeng age sebagai main coursenya.
"Sedangkan untuk penutup ada wedang ronde, prol kopyor dan coklat truffle. Hidangan utamanya merupakan hidangan yang biasanya disajikan raja-raja terdahulu keraton saat menjamu tamu asing, terutama pejabat," ungkap dia.
Gusti Dipo menambahkan, adapun dua menu setup makaroni dan bestik lidah salah satu pertimbangan dipilih juga karena hidangan ini merupakan akulturasi atau penyerapan hidangan barat yang diolah dan diracik dengan sentuhan nusantara, dalam hal ini Jawa.
“Makanan ini ada yang kami siapkan dari dapur keraton dan dimasak oleh abdi dalem di Gondorasan, ada yang diolah oleh pihak katering. Tetapi semuanya dalam guidance kami. Mulai dari rasa hingga tampilannya nanti saat disajikan,” ujarnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Presiden Jokowi Serukan Negara G7 dan G20 Atasi Krisis Pangan