MerahPutih.com - Elemen massa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Madura Bersatu mengepung Balai Kota Surabaya. Mereka menuntut Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi untuk menghentikan penyekatan dan tes swab antigen.
Dalam aksinya, mereka membentangkan poster bertuliskan nada protes bertuliskan 'Hentikan penyekatan yang diskriminatif', 'Wali Kota Surabaya harus minta maaf ke pada warga Madura', 'Di Madura gak ada corona yang ada markona'
Baca Juga
Terungkap! Ini Penyebab Ledakan Kasus COVID-19 di Madura dan Kudus
"Kebijakan Eri Cahyadi mendiskreditkan orang Madura," ujar salah satu orator demo tersebut, Senin (21/6).
Sambil melantunkan shalawat, massa juga mendesak Eri Cahyadi agar keluar dari kantornya untuk menemui mereka. Para warga Madura tersebut menolak ditemui tokoh lain.
"Nggak ada negosiasi, kami minta Pak Eri menemui kami. Nggak usah ada swab antigen di Suramadu, itu tuntutan kami," tambahnya.

Jubir Koalisi Masyarakat Madura Bersatu, Ahmad Annur mempersepsikan kebijakan Pemkot Surabaya terkait penerapan penyekatan di Suramadu, itu keputusan tebang pilih.
"Apa iya COVID-19 hanya menjangkit orang yang bepergian dan melintas Suramadu?," tuturnya.
Ia menegaskan, seharusnya Eri berkoordinasi dulu dengan pimpinan daerah lain untuk memutus mata rantai COVID-19 dan harus diatur melalui kebijakan kolaboratif.
Ratusan massa Koalisi Masyarakat Madura bersatu hingga kini masih memadati Jalan Wali Kota Mustajab Surabaya. Mereka juga masih menunggu Eri menemuinya.
Sementara itu, puluhan aparat kepolisian juga siaga. (Andika Eldon/Surabaya)
Baca Juga