Kepala BNPT Ingatkan Ancaman Radikalisme Jadi Pangkal Terorisme

Andika PratamaAndika Pratama - Rabu, 22 Juli 2020
Kepala BNPT Ingatkan Ancaman Radikalisme Jadi Pangkal Terorisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar bersilaturahmi dengan beberapa ulama termuka di Banten, Rabu (22/7). Foto: Humas BNPT

MerahPutih.com - Tumbuh suburnya ideologi radikalisme dan terorisme salah satunya diakibatkan oleh merenggangnya kohesi sosial akibat intoleransi yang sedang terjadi di masyarakat saat ini.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar bersilaturahmi dengan beberapa pemuka agama dan tokoh masyarakat. Yakni dengan mengunjungi sejumlah Pondok Pesantren di daerah tersebut.

Baca Juga

PP Korban Terorisme Sudah Diteken, LPSK Ambil Langkah Cepat

Beberapa Ulama yang disambangi antara lain K.H. Ahmad Badruddin, MH., pimpinan Pondok Pesantren Ta’dibul Ahkam, Ustad A. Rafiud dari Ponpes Nurul Falah, KH. Budin, pimpinan Majelis Dzikir Sansila dan Pondok Pesantren Al Ihya, KH. Abuya Muhtadi, KH. Abuya Murtadho, serta KH. Tubagus A. Syadzili Wasi’ dan Pimpinan Pesantren Al-Quraniyyah Maulana Hasanuddin, Kesultanan Banten.

Boy mengatakan, tujuan dari rangkaian silaturahmi ini adalah sebagai upaya pendekatan kemanusiaan yang menyentuh langsung seluruh komponen masyarakat berbagai latar belakang untuk bersinergi melawan radikalisme dan terorisme.

"Melalui pertemuan ini saya mengajak tokoh agama khususnya para Ulama yang diyakini memegang peranan yang sangat penting untuk memberikan kesejukan di tengah masyarakat yang kini sedang mengalami berbagai macam tantangan kebangsaan salah satunya ancaman intoleransi, radikalisme, dan terorisme," jelas Boy dalam keterangan persnya, Rabu (22/7).

BNPT
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar bersilaturahmi dengan beberapa ulama termuka di Banten, Rabu (22/7). Foto: Humas BNPT

Dalam pertemuan itu, Boy menyinggung soal keseimbangan bernegara dan beragama yang merupakan amalan dari nilai-nilai Pancasila.

"Keragaman suku, agama, etnis, dan budaya di Indonesia berpotensi menghasilkan gesekan sosial yang membuka peluang bagi kelompok-kelompok radikal terorisme yang ingin memecah belah persatuan Indonesia dengan membawa ideologi tersebut di ruang-ruang publik mempengaruhi masyarakat," jelas mantan Kapolda Papua itu.

Boy menekankan perlunya ulama memahami bahwa mencegah paham radikal terorisme yang sedang mewabah tidak hanya dapat dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme semata.

"Partisipasi aktif serta kesadaran dari masyarakat juga diperlukan," ungkap Lulusan AKPOL 1988 ini.

Ia menegaskan bahwa toleransi dan kerukunan beragama menjadi pengamalan nilai-nilai Pancasila yang menjadi kunci Indonesia damai.

“Pancasila dapat dikatakan menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada di antara umat, dengan adanya Pancasila kita bersatu, kemudian kita bisa hidup berdampingan secara rukun dan damai. Dan tentu kita harapkan Indonesia semakin maju, makmur, adil, dan sejahtera," ungkap Boy yang pernah menjabat Kadiv Humas Polri ini.

Salah satu ulama berpengaruh di Banten, KH. Abuya Murtadho mengungkapkan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila sebenarnya telah menjadi jawaban kehidupan bernegara sekaligus beragama yang harmonis.

“Karena kita hidup di Indonesia, saya titip untuk bernegara harus berpegang teguh kepada Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Kehidupan kita tidak boleh lepas dari situ karena baik untuk bernegara maupun beragama sudah tertera komplit disitu," jelas Abuya.

Baca Juga

Segera Uji Klinis Vaksin COVID-19 Fase Tiga, Pemerintah Prioritaskan 8 Provinsi

Ia harap pemerintah selalu mengamalkan Pancasila karena jati diri bangsa kita adalah Pancasila. Pemerintah yang mengamalkan Pancasila tidak ubahnya ulama dan para santrinya yang selalu mengaji dengan Al-Qur’an.

"Jika hanya disuruh ngaji tanpa mendidik tidak akan mampu, begitu pula Pancasila supaya tidak hanya dijadikan semboyan atau seremonial tatkala saat acara saja, namun harus diamalkan,” tambah Abuya Murtadho. (Knu)

#BNPT
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan