TAK bisa dipungkiri lagi, perkembangan teknologi digital sudah berkembang sangat pesat. Orang tua hingga anak muda, bahkan anak kecil pun sudah menggunakan teknologi digital. Maka dari itu, penting untuk kenalkan literasi digital kepada anak sejak usia dini.
Banyak informasi yang masih simpang siur atau tidak benar yang bertebaran dalam media sosial. Dengan pengenalan literasi digital sejak dini akan membentuk serta membangun pondasi karakter yang kuat dalam dirinya.
Baca Juga:

Ketika beranjak dewasa mereka mampu menyaring informasi negatif yang mereka temukan di internet. Hal ini juga dapat menjadi salah satu cara melindungi anak dan menciptakan generasi masa depan yang berkualitas.
“Pandemi COVID-19 yang masih kita hadapi hingga saat ini mengubah berbagai pola perilaku dan kehidupan kita sehari-hari. Salah satunya adalah penggunaan gawai dan berbagai teknologi informasi menjadi bagian penting dari kehidupan kita. Sayangnya, kemajuan ini nyatanya seperti pisau bermata dua yang juga memiliki banyak risiko. Berbagai tantangan lainnya di dunia maya seperti banyaknya berita hoaks yang tersebar hingga disalahgunakannya data pribadi pengguna sosial media terjadi, dan diantaranya adalah anak-anak,” jelas Menteri PPPA, Bintang Puspayoga dalam siaran pers di Jakarta, sesuai yang dilansir Kemdikbud.
Bintang mengungkapkan bahwa anak rentan dalam penggunaan media sosial yaitu risiko kekerasan online yang dapat terjadi, dan penipuan dengan tujuan eksploitasi anak termasuk seksual dan pornografi.
“Meskipun demikian, agar tidak terjebak dalam sisi buruknya, kalian harus menjadi pengguna yang pintar dan bijaksana. Carilah sumber-sumber berita yang aktual dan dapat dipertanggung jawabkan,” tambah Bintang.
Menteri Bintang mengapresiasi anak-anak yang terpilih sebagai AMAN Warrior, dimana AMAN warrior adalah anak-anak yang bertugas untuk menjadi pendidik bagi teman sebaya mereka dalam isu literasi digital dan keamanan anak di dunia maya.
Baca Juga:

“Tahun ini kami mempersiapkan 58 anak yang kami sebut AMAN Warrior. Mereka akan menjadi pendidik bagi teman-teman sebaya dari kota lain dan menyampaikan peran sebagai upaya membangun literasi digital,” jelas Andy Ardian, Program Manager ECPAT Indonesia.
Prilly Latuconsina ikut angkat bicara mengenai literasi digital sejak dini. Dia menyayangkan tindakan publik figur dan influencer karena tidak dapat menggunakan platform sosial media mereka untuk tujuan yang baik.
“Semoga dengan adanya AMAN Warrior, kalian bisa saling sharing dan mengajarkan anak-anak yang lain untuk menggunakan internet yang baik. Karena kalau kita ingin menjadi orang baik, maka kita harus berlaku baik juga di sosial media,” ungkap Prilly.
Selain itu, sebagai upaya perlindungan diri di internet, Manajer Kebijakan Publik WhatsApp Indonesia, Esther Samboh memberikan beberapa hal yang dapat diterapkan oleh anak, orang tua atau pendamping ketika anak menggunakan aplikasi chatting, sebagai berikut. 1. Orang tua dan anak dapat menentukan batasan dan prinsip privasi masing-masing supaya dapat saling menghargai dan tetap terkontrol; 2. Jangan sembarangan membagi informasi diri yang bersifat privat dan pribadi sehingga bisa disalah gunakan orang lain; 3. Lindungi diri dengan menggunakan fitur privasi; 4. Jangan sign in menggunakan gawai umum, atau jika terpaksa jangan lupa untuk sign out setelah menggunakan; 5. Lakukan verifikasi dua langkah untuk melindungi data kita. (mic)
Baca Juga: