PARA penyintas COVID-19 berpotensi mengalami long COVID-19. Long COVID-19 ialah gejala sisa setelah empat pekan sejak seseorang merasakan gejala COVID-19 hingga dinyatakan negatif.
Gejala tersebut bisa berupa sesak napas, nyeri sendi, nyeri otot, batuk, diare, kehilangan penciuman, hingga kehilangan pengecapan.
Baca Juga:
Namun, banyak orang yang mungkin tidak tahu dengan adanya long COVID-19 dan bingung dengan apa langkah yang harus dilakukan saat mengalami long COVID-19.
Mengenai hal itu, dokter spesialis penyakit dalam dr Jeffri Aloys Gunawan menyarankan orang yang mengalami long COVID-19 berhati-hati ketika melakukan kegiatan sehari-hari.

Menurut dokter Jeffri, meski gejala Long COVID-19 bisa diatasi secara medis, tapi pasien COVID-19 perlu tetap selalu waspada.
"Apabila mengalami long COVID-19, pasien harus lebih hati-hati dalam melakukan kegiatan sehari-hari, namun bukan berarti berhenti sepenuhnya," ujar dokter Jeffri seperti yang dikutip dari laman Antara.
Lebih lanjut dokter Jeffri menyampaikan, kamu perlu mengatur agar tidak terlalu kelelahan dan melakukan kegiatan sesuai kemampuanmu. Seperti halnya aktivitas fisik yang teratur, agar otot-otot tetap bekerja.
Selain itu, bila gejala semakin memburuk, sebaiknya kamu segera berkonsultasi dengan dokter, demi meminimalisir risiko kembali terpapar virus.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus infeksi COVID-19 kebanyakan akan pulih dan kembali sehat dalam kurun waktu beberapa minggu.
Namun, pada sejumlah kasus, menunjukan gejala yang berlangsung cukup lama, bahkan hingga berbulan-bulan dinyatakan negatif. Kondisi itulah yang disebut sebagai long COVID-19.
Baca Juga:
Nasihat Tompi untuk Masyarakat yang Pilih-pilih Vaksin COVID-19
Ada sekitar 5-20 pasien COVID-19 mengalami long COVID-19 lebih dari 4 minggu. Bahkan, diperkirakan 1 setiap 10 pasien COVID-19 bisa mengalamnya hingga lebih dari 12 minggu.
Kendati pasien tak menularkan virus dalam tahap tersebut, tapi beberapa dari mereka mengalami komplikasi medis yang bisa mengakibatkan efek kesehatan yang berkepanjangan.

Kemudian, selain fisik, long COVID-19 diketahui bisa memengaruhi keadaan psikologis seseorang. Karena itu, psikolog klinis sekaligus CEO & Founder Growth dan Sahabat Sentra Vaksinasi Serviam, Ratih Ibrahim, mengingatkan seseorang, tentang pentingnya memperhatikan kesehatan mental di Tengah upaya pulih dari long COVID-19.
"Kesehatan mental perlu diperhatikan apabila seseorang mengalami long COVID-19, apalagi karena mereka akan merasakan frustasi karena gejala penyakit masih dirasakan walaupun mereka sudah dinyatakan sembuh," ujar Ratih.
Mengenai long COVID-19, Ratih menambahkan, bahwa dalam perjalanan untuk sembuh dari long COVID-19, kamu perlu tahu tentang sebuah proses. Serta antinya akan ada hari-hari gejala terasa lebih berat dibanding hari lainnya.
Pada kondisi seperti itu, peran support dari keluarga dan teman dekat sangat penting. Kemduian, penting juga untuk menciptakan rutinitas yang baik dan aktif, yang bisi memicu endofin dan menaikkan mood. (Ryn)
Baca Juga: