MerahPutih.com - Kabar baik kembali datang dari penanganan COVID-19 secara nasional. Keterisian tempat tidur (BOR) untuk COVID-19 secara nasional dari hari ke hari terus mengalami tren penurunan.
Kementerian Kesehatan menyebut, angka BOR turun hingga berada di level 17 persen. Bahkan seluruh provinsi di Indonesia tidak ada yang mengalami kenaikan.
Baca Juga:
Berstatus PPKM Level 4, Kota Yogyakarta Tetap Gelar PTM
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memaparkan, indikator lain dari penanganan COVID-19 yang menunjukkan perbaikan adalah kasus konfirmasi yang konsisten turun.
Angka kasus aktif juga terus bergerak turun ke level 279.969 hari ini dibandingkan hari sebelumnya yang sempat berada di level 299.443.
"Kita berharap bisa menekannya hingga di bawah 5 persen," katanya.
Nadia menyebut, semua indikator penanganan COVID-19 menjadi acuan pemerintah untuk menentukan status pandemi secara nasional. Apabila sudah berada pada level tertentu selama periode enam bulan, maka aktivitas kegiatan masyarakat akan bisa dilonggarkan secara aman.
"Kuncinya adalah menjalankan protokol kesehatan dan vaksinasi lengkap serta memenuhi vaksinasi booster," ujar Nadia.
Nadia menuturkan, selain mengejar penurunan indikator penanganan COVID-19 lainnya, program vaksinasi menjadi kunci sukses untuk menangani pandemi.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini juga meminta masyarakat untuk mewaspadai laju penularan subvarian Omicron BA.2. Pasalnya, beberapa negara melaporkan bahwa subvarian BA.2 mampu menyebabkan lonjakan kasus COVID-19.

"Jadi kembali kita sampaikan soal BA.2 kepada masyarakat bukan untuk menakut-nakuti," terang dia.
Nadia mengatakan, banyak masyarakat yang protes atas informasi tentang sebaran subvarian Omicron BA.2. Padahal, informasi tersebut harus disampaikan agar masyarakat tetap mewaspadai risiko penularan virus.
"Kita ingin masyarakat tetap waspada tidak lengah, karena selalu terjadi adanya kemungkinan varian baru yang bisa mempengaruhi laju penularan," ujarnya.
Hingga 15 Maret 2022, tercatat ada 668 kasus COVID-19 akibat penularan subvarian Omicron BA.2 di Indonesia. Meski demikian, Subvarian Omicron BA.1 masih mendominasi di Tanah Air. Selain varian Omicron, kasus COVID-19 dari varian Delta AY.1 tercatat paling tinggi yaitu sebanyak 8.239. (Knu)
Baca Juga:
Ketentuan Terbaru PPKM di Jabodetabek Sepekan Mendatang