Kemenhan Prioritaskan Pembangunan Bandara Natuna
MerahPutih Peristiwa - Kementerian Pertahanan tunda pembelian alat utama sistem persenjataan (Alutsista) pada tahun 2016. Anggaran akan diprioritaskan untuk perbaikan infrastruktur di Pulau Natuna.
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu menilai landasan di Pulau Natuna saat ini tidak bisa digunakan untuk pesawat tempur tapi bisa untuk pesawat angkut. Sedangkan untuk kondisi pelabuhan di wilayah tersebut sangat memprihatinkan karena terbuat dari kayu.
"Pesawat tempur bisa mengisap kerikil (apabila landasan rusak) dan menyebabkan mesin pecah," kata Ryamizard, di DPR, Jakarta, Senin (21/9).
Menurut Ryamizard, pembelian Alutsista tersebut tetap akan dilaksanakan. Namun, soal waktu ia belum bisa memastikan.
"Pembelian pesawat belum menjadi prioritas, bukan tidak jadi, namun ditunda. Yang penting saat ini menghadapi situasi yang memanas di Laut Tiongkok Selatan," katanya.
Ditambahkan Ryamizard, saat ini negara seperti Amerika Serikat dan Tiongkok sedang memperebutkan wilayah di Laut Cina Selatan. Meski Indonesia memiliki hubungan baik dengan kedua negara tersebut, namun Indonesia tak boleh diam ketika kondisi memanas.
"Indonesia tidak ada masalah dengan AS dan Tiongkok. Kita punya alutsista, seperti kapal dan pesawat namun yang penting adalah landasan (di Pulau Natuna)," terang Ryamizard.
Ryamizad menilai landasan di Pulau Natuna saat ini tidak bisa digunakan untuk pesawat tempur tapi bisa untuk pesawat angkut. Sedangkan untuk kondisi pelabuhan di wilayah tersebut sangat memprihatinkan karena terbuat dari kayu.
Lampu-lampu dan radar yang ada di landasan tersebut akan diperbaharui. Selain itu drone juga akan diperbaiki sehingga para prajurit bisa menjangkau jarak 50 sampai 60 kilometer dari garis pantai.
"Di wilayah yang netral adalah Indonesia dan Thailand, namun kalau ada negara yang berpihak kepada AS dan Tiongkok. Kalau sudah ada blok seperti itu, bisa saja terjadi perang maka Indonesia harus mendamaikan," kata dia. (mad)
BACA JUGA: