MerahPutih.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro menyoroti tingkat kemiskinan di Jakarta. Sebab, sebanyak 135.345 warga Ibu Kota tergolong penduduk dengan kemiskinan ekstrem sehingga harus mendapat perhatian serius.
"Hal ini (kemiskinan) perlu mendapat perhatian khusus karena DKI Jakarta saat ini masih mencatat jumlah penduduk dengan kemiskinan ekstrem sebesar 132.345 jiwa," ujarnya dalam Rapat Paripurna HUT DKI di DPRD DKI Jakarta, Rabu (22/6).
Baca Juga
Lanjut dia, jumlah penududuk miskin di Jakarta setahun terakhir hanya berkurang 0,02 persen, dari 4,69 persen pada tahun 2020 menjadi 4,67 pada tahun 2021. Pencapaian ini masih belum memenuhi target yang ditetapkan oleh Pemprov DKI Jakarta, yaitu sebesar 3,85 persen.
Ia meminta Pemprov DKI Jakarta mencermati permasalahan sosial itu mengingat pandemi COVID-19 memberikan dampak terhadap ketimpangan pendapatan.
Ketimpangan pendapatan, lanjut dia, tercermin dari Gini Ratio DKI Jakarta yang sedikit memburuk, dari 0,399 di 2020 menjadi 0,409 pada 2021.
"Masalah ini memerlukan keseriusan karena ketimpangan pendapatan berkorelasi kuat dengan kesenjangan sosial yang dapat menciptakan kerawanan, terutama di kota besar seperti Jakarta," tuturnya.
Baca Juga
Di sisi lain, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DKI Jakarta telah menunjukkan kinerja yang baik. IPM DKI Jakarta tahun 2022 mencapai 81,11, naik 0,42 persen dibanding pada 2020 yang sebesar 80,77.
Meski demikian, Suhajar menuturkan, pencapaian ini masih sedikit di bawah target yang ditetapkan oleh Pemprov DKI Jakarta, yaitu 81,20 persen sehingga masih tersedia ruang untuk terus bekerja lebih baik.
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berada di posisi teratas dan satu-satunya provinsi dengan nilai IPM di atas 80 sejak tahun 2017 atau kategori sangat baik," pungkasnya. (Asp)
Baca Juga