Kematian Nakes Akibat COVID-19 di Indonesia Tertinggi Se-Asia dan Tiga Besar Dunia

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 28 Januari 2021
Kematian Nakes Akibat COVID-19 di Indonesia Tertinggi Se-Asia dan Tiga Besar Dunia
Petugas kesehatan mengenakan alat pelindung diri (APD) di RS PHC Surabaya. (ANTARA Jatim/ Hanif Nashrullah)

Merahputih.com - Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyebut 647 tenaga kesehatan meninggal dunia akibat COVID-19.

Mereka dirincikan terdiri dari 289 dokter (16 guru besar) dan 27 dokter gigi (3 guru besar), 221 perawat, 84 bidan, 11 apoteker, 15 tenaga lab medik.

Baca Juga

JHL Group Usulkan Tenaga Medis Tangani COVID-19 Dianugerahi Piagam “Pahlawan Kemanusiaan”

Jumlah di atas dirangkum oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Pesatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).

Jika dirinci, maka dokter yang wafat terdiri dari 161 dokter umum (empat guru besar), dan 123 dokter spesialis (12 guru besar), serta lima residen.

"Pencatatan tersebut berasal dari 26 IDI Wilayah Provinsi dan 116 IDI Cabang Kota/Kabupaten," tulis IDI dalam keterangan tertulisnya, (28/1).

Tim Mitigasi PB IDI pun menyebutkan bahwa perbandingan statistik testing dan populasi, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia, dan tiga besar di dunia.

Dua orang tenaga kesehatan memeriksa mobil ambulans yang akan masuk ke Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj.
Dua orang tenaga kesehatan memeriksa mobil ambulans yang akan masuk ke Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj.

Bahkan sepanjang bulan Desember 2020 hingga pertengahan bulan Januari 2021 tercatat 53 tenaga medis meninggal dunia.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan, hingga hari ini baru terdapat kurang lebih 250 ribu tenaga kesehatan yang sudah memperoleh suntikan vaksin COVID-19 tahap pertama.

Namun, terdapat penambahan jumlah yang signifikan dalam 1-2 hari terakhir. “Sehari-dua hari ini sudah melonjaknya cukup tajam, jadi sehari bisa 50 ribu (vaksinasi),” tambah Presiden.

Jokowi mengatakan, dengan 30.000 vaksinator yang ada di kurang lebih 10.000 puskesmas maupun 3.000 rumah sakit, ia menargetkan 900 ribu – 1 juta pelaksanaan vaksinasi per hari.

“Ini target. Tapi itu memang perlu waktu, perlu manajemen lapangan yang baik dan ini yang selalu terus saya sampai sampaikan pada Menteri Kesehatan,” jelas Presiden.

Jokowi menyampaikan saat ini prioritas diberikan kepada tenaga kesehatan dilanjutkan dengan TNI-Polri serta petugas pelayan publik baru kemudian kepada masyarakat. “Saya kira bulan Februari, pertengahan sudah bisa masuk ke sana,” ujarnya.

Baca Juga

Komisi IX DPR Setuju Usulan JHL Group Nakes Diberi Penghargaan Pahlawan Kemanusiaan

Jokowi juga mengingatkan bahwa agar dapat keluar dari pandemi pelaksanaan vaksinasi harus berjalan seiring dengan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan.

“ Hindari kerumunan, kurangi mobilitas ke mana-mana, saya kira itu,” tandasnya. (Knu)

#COVID-19 #Kasus Covid #Vaksin Covid-19 #Anggaran COVID #Satgas COVID-19
Bagikan
Bagikan