PANDEMI COVID-19 menempatkan umat manusia pada situasi genting. Sejak pertama kali meledak di awal 2020, masyarakat di berbagai belahan dunia selalu berada di status siaga. Semua orang diharapkan bahu membahu mengambil peran demi lenyapnya sang virus dari muka bumi ini.
Jika bicara tentang peranan paling penting, tenaga medis tentu ada di barisan terdepan. Mereka harus siap ditempatkan dalam kondisi apa saja dan dimana saja selama masa pandemi. Mereka dituntut untuk memberikan pelayanan ekstra bagi para pasien yang membutuhkan pertolongan. Belum lagi dengan resiko terpapar yang harus dihadapi oleh mereka.
Baca Juga:
100 Dokter Wafat Akibat COVID-19, DPR Desak Istana Bikin Monumen Buat Tenaga Medis

Sebagai manusia biasa, kelelahan dan stres pun dialami mereka. Dalam perayaan World Patient Safety Day yang jatuh pada Kamis (17/9), mewakili rekan sejawatnya, dr. Eko Adhi Pangarsa, SpPD, KHOM, FINASIM mengisahkan perjuangan mereka selama pandemi ini terjadi di Indonesia.
"Pandemi COVID-19 yang kita hadapi sekarang adalah tantangan dan ancaman terbesar bagi dunia dan umat manusia. Pelayanan kesehatan saat ini sedang terjun ke dalam krisis terbesar dalam hal patient safety," ujarnya.
Dirinya mengungkapkan, lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia membuat 82 persen dokter, perawat dan tenaga kesehatan di seluruh penjuru negeri mengalami stres, kelelahan mental dan kelelahan fisik yang disebabkan oleh tekanan besar dalam waktu yang lama.
"Stres pekerjaan tidak hanya membuat seorang individu dalam ancaman kesehatan dan kesejahteraan tetapi juga terkait dengan frekuensi kesalahan medis dan kualitas pelayanan kesehatan," jelasnya. Dengan hal tersebut, penting untuk mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap stres terkait pekerjaan di kalangan tenaga medis.
"Sebanyak 78 persen dokter yang melakukan kesalahan juga melaporkan adanya tanda-tanda stres," ungkapnya.
Baca Juga:
5 Langkah Pemulihan yang Bisa Dilakukan Jika Kamu Terpapar COVID-19

Oleh karena itu padaPatient Safety Day, dokter Eko turut menyoroti kesejahteraan tenaga medis demi keselamatan pasien. "Kami harap adanya kewaspadaan global mengenai keselamatan tenaga medis dan hubungannya dengan keselamatan pasien."
Dirinya juga berharap apresiasi atas dedikasi dan kerja keras petugas medis terutama di tengah perjuangan melawan COVID-19. Bentuk apresiasinya pun beragam. Salah satu yang diharapkannya adalah menerapkan langkah yang cepat dan berkelanjutan oleh semua pemangku kekuasaan yang berpihak dan berinvestasi pada keselamatan tenaga media sebagai prioritas keselamatan pasien. Ia juga berharap adanya pemenuhan hak-hak dasar tenaga medis demi kesejahteraan tenaga medis.
"Berbagai hak-hak tenaga medis yang perlu dipenuhi misalnya pelatihan keamanan dan keselamatan kerja, suplai APD (Alat Pelindung Diri) yang memadai, jam kerja yang ideal dengan waktu istirahat, mendapatkan hak kompensasi dan pelayanan rehabilitasi bila terinfeksi COVID-19 karena paparan di tempat kerja serta tersedia akses ke sumber daya kesehatan mental dan konseling," urainya. (avia)
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA] Sarung Tangan Tenaga Medis Jarang Ganti Saat Tes COVID-19