Kesehatan

Kelebihan Protein Juga Tidak Baik untuk Tubuh

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Senin, 17 Oktober 2022
Kelebihan Protein Juga Tidak Baik untuk Tubuh

Konsumsi protein secukupnya saja. (Foto: Unsplash/Kelly Sikkema)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

ANAK gym pasti sudah akrab dengan yang namanya protein. Nutrisi ini menjadi penting untuk perkembangan massa otot dan bisa didapatkan dari mana saja, salah satunya dada ayam. Namun, kelebihan protein juga tidak baik bagi kesehatan dan perlu disesuaikan dengan jumlah yang direkomendasikan.

Protein juga menjadi asupan penting, terutama bagi seseorang yang ingin menambah atau membentuk massa otot. Asupan protein yang terlalu tinggi diduga dapat memengaruhi proses metabolisme dan memperberat kerja ginjal.

Jika tubuh kekurangan asupan protein, seseorang bisa mengalami beberapa tanda dan gejala berupa rambut rontok, rentan terkena infeksi, tubuh lebih lama pulih saat sakit, hingga malnustrisi akibat kekurangan protein atau kwashiorkor. Oleh karena itu, jumlah asupan protein harian perlu dipenuhi agar tubuh tetap sehat.

Baca juga:

Berapa Kebutuhan Protein untuk Membentuk Otot?

Kelebihan Protein juga Tidak Baik untuk Tubuh
Dada ayam, salah satu makanan tinggi protein. (Foto: Unsplash/Sam Moghadam Khamseh)

Mengutip laman Alodokter, asupan protein harian yang direkomendasikan juga bisa berbeda pada setiap orang tergantung tingkat aktivitas fisik dan kondisi kesehatan tubuh. Orang yang disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak protein adalah atlet, lansia, dan orang yang sedang menjalani proses pemulihan luka atau sakit.

Ada beberapa dampak jika tubuh kelebihan protein, salah satunya penumpukan keton dan bau mulut. Mengganti asupan makanan berkarbohidrat, seperti nasi, dengan mengonsumsi terlalu banyak makanan berprotein tinggi atau menjalani diet keto dapat menyebabkan tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis.

Kondisi ini bisa membuat zat kimia keton menumpuk di dalam tubuh, sehingga menyebabkan bau mulut. Selain itu, penumpukan keton juga dapat membahayakan ginjal.

Pola makan tinggi protein memang dapat membantu mengurangi berat badan dalam waktu singkat. Namun, efek jangka panjang dari pola makan ini justru bisa meningkatkan berat badan karena protein berlebih tersebut akan disimpan sebagai jaringan lemak.

Baca juga:

7 Jenis Ikan Paling Bernutrisi dan Tinggi Protein

Kelebihan Protein juga Tidak Baik untuk Tubuh
Bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan stroke. (Foto: Unsplash/Kyle Mackie)

Hal ini lebih mungkin terjadi jika kamu mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang juga banyak mengandung lemak, seperti daging merah atau daging berlemak. Sementara itu, bagi atlet atau orang yang rutin melatih otot, pola makan tinggi protein dapat membuat massa otot bertambah, sehingga berat badan juga ikut bertambah.

Yang juga perlu diperhatikan adalah kerusakan ginjal. Di dalam tubuh, protein akan diolah menjadi asam amino. Sisa metabolisme protein menjadi asam amino akan menjadi urea yang perlu disaring dan dibuang oleh ginjal melalui urine.

Inilah alasan mengapa asupan protein yang tinggi dapat membaut ginjal bekerja ekstra. Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit ginjal umumnya disarankan untuk membatasi atau mengurangi asupan protein untuk mencegah kerusakan ginjal yang semakin parah.

Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging berlemak, atau jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi protein bersumber dari hewan, bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan stroke. (and)

Baca juga:

Proffee, Manfaat dan Efek Samping Konsumsi Kopi Protein

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan