MENJALIN hubungan asmara dengan seseorang hingga membawa hubungan tersebut ke dalam ikatan rumah tangga membutuhkan banyak pertimbangan. Menyatukan dua pribadi dengan latar belakang yang berbeda tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan, bukan? Ada proses perkenalan, adaptasi, mencocokkan sifat baik dan buruk, baru kamu dan pasangan bisa mantap mengucapkan sumpah sehidup semati.
Tak berhenti di situ, hubungan asmara antar dua orang nantinya akan melibatkan pihak lain yaitu anak-anak. Jika hubungan yang terjalin sejak awal memiliki komunikasi yang buruk, anak-anak nantinya akan terjebak di dalam siklus yang sama ketika menjalin hubungan asmara di masa depan.
Menurut healthline.com, kekerasan dalam rumah tangga bisa menjadi contoh bagi anak saat menetapkan standar dalam hubungan. Kekerasan dalam hubungan asmara tak melulu melibatkan fisik. Perlu diketahui, kekerasan secara verbal tak kalah berbahaya bagi kesehatan mental. Meski sulit untuk keluar dari siklus tersebut, kamu bisa mencoba 'menyelamatkan' diri dengan berhenti memaklumi kekerasan verbal di bawah ini.
Baca Juga:

Berteriak
Mengontrol nada bicara dalam keadaan emosional memang tak mudah. Jika sudah kadung dirundung amarah, biasanya seseorang akan melakukan tindakan defensif dengan meninggikan suara guna menaklukkan lawan bicaranya. Satu hal yang perlu kamu sadari adalah argumentasi yang sehat tidak perlu melibatkan emosi sia-sia, contohnya berteriak kepada lawan bicara. Kamu dan pasangan tetap harus tetap berkepala dingin ketika sedang berdebat agar tidak menimbulkan luka hati bagi satu sama lain.
Manipulasi
Meskipun sudah terikat dalam sebuah hubungan bukan berarti dirimu boleh dikontrol seutuhnya oleh pasanganmu. Hidupmu tetap milikmu sendiri dan kamu berhak atas kontrol terhadap diri sendiri. Artinya jika pasanganmu sudah mulai menggunakan jurus-jurus manipulatif agar kamu tetap bertahan dengannya, sebaiknya kamu cepat-cepat akhiri hubungan tersebut. Jurus manupulatif yang paling sering digunakan oleh pelaku kekerasan verbal, membuat pasangan merasa bersalah dan memiliki 'hutang' untuk tetap mempertahankan hubungan asmara dengan si pelaku.
Baca Juga:

Melempar
Dia memang tidak pernah memukul kamu. Dia juga tidak pernah melempar barang ke arah kamu. Tetapi dia sering sekali meninju tembok atau melempar barang ke arah lain ketika sedang marah kepadamu. Apakah kedua hal tersebut lantas boleh dimaklumi? Tentu saja tidak! Kekerasan tetaplah kekerasan meskipun tidak langsung mengenai dirimu.
Menghina
Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Semua orang memiliki kekurangan termasuk dirimu dan pasangan. Tetapi bukan berarti orang lain berhak menggunakan kekuranganmu sebagai serangan-serangan hinaan ketika sedang bertengkar. Salah satu bentuk kekerasan verbal yang sering diabaikan adalah penghinaan. Entah itu menghina fisik, atau menghina kekurangan seseorang sebagai suatu individu. Penghinaan tetap tidak boleh dibiarkan dalam hubungan asmara. (Mar)
Baca Juga: