Kejahatan Cyber Mengintai Fitur 'Add Yours', Pakar Beberkan Solusinya
PAKAR Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Ridi Ferdiana menyebutkan fitur Add Yours pada Instagram memiliki risiko pencurian data pribadi penggunanya.
Ridi menjelaskan Add Yours adalah tantangan yang meminta sejumlah hal dilakukan oleh pengguna Instagram. Namun ada sejumlah tantangan yang meminta informasi pribadi seperti tanda tangan, nama panggilan kecil, foto KTP dan kartu ATM.
Baca juga:
"Pengguna Instagram yang tidak berhati-hati dikhawatirkan justru membagikan foto, informasi data diri, maupun data privat. Sehingga bisa tersebar dengan mudah. Di situ bahayanya," ujar Ridi melalui keterangan pers di Yogyakarta, Senin (29/11)
Ia melanjutkan ada banyak pengguna sosial media yang tidak menyadari bahaya ini. Netizen malah dengan senang hati membagikan data privasi mereka.
Ridi menyebutkan informasi yang dibagikan dalam tantangan tersebut dapat diakses orang lain dan ada peluang digunakan untuk hal yang tidak bertanggung jawab atau membuka celah untuk kejahatan social engineering atau rekayasa sosial. Seperti menggunakan data pribadi orang lain untuk mengakses kegiatan privat seperti perbankan dan kegiatan legal lainnya.
Rekayasa sosial menurut KBBI berupa penggunaan sarana penipuan untuk mendapatkan akses terhadap sistem komputer yang dilindungi oleh kata kunci atau identitas pengguna.
"Bisa saja memberikan peluang penipuan, semisalnya, menggunakan nama kecil panggilan untuk berpura-pura menjadi teman lama lalu melakukan penipuan," kata Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM ini.
Pelaku penipuan, katanya, dapat memanfaatkan kelengahan korban untuk mencari data pribadi dari korban.
Baca juga:
"Pada kasus Instagram, social engineering dilakukan secara tidak sengaja memberikan tantangan yang sifatnya tidak serius seperti nama panggilan, nama kucing, dan sebagainya. Ini untuk pancingan memberikan data pribadi," kata dia.
Lantas, tips agar aman terhindar dari kejahatan cyber saat menggunakan sosmed adalah tidak menggunggah data pribadi, apalagi yang bersifat privasi.
Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan perangkat lunak yang original, baik dari OS maupun perangkat lunak yang digunakan. "Saat ini seperti Windows 11 sudah tersedia gratis dan legal bagi pemilik laptop Windows 10," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia adalah dengan memperbarui atau update sistem operasi secara berkala. Demikian halnya dengan password perlu diperbaharui secara berkala.
"Hindari menggunakan password yang mudah ditebak seperti tanggal lahir, nama hewan peliharaan, hingga nomor plat mobil," tuturnya.
Berikutnya, aktifkan layanan multi factor authentication (MFA) untuk akses yang sangat penting seperti mengombinasikan password dengan sms atau menggunakan biometric seperti sidik jari untuk akses perbankan atau yang lain.
Ia juga meminta pengguna sebisa mungkin tidak membuka situs-situs porno, perjudian, atau yang tidak jelas dan tidak berizin, dan tidak membagikan password atau menggunakan akun bersama. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca juga: