Kegiatan G20 Diprediksi Bantu Penciptaan 33 Ribu Lapangan Kerja

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Minggu, 12 Desember 2021
Kegiatan G20 Diprediksi Bantu Penciptaan 33 Ribu Lapangan Kerja
G20. (Foto: Antara)

MerahPutih.com - Pemerintah menetapkan tahun 2022 ditetapkan sebagai periode keberlanjutan pemulihan ekonomi dan reformasi struktural, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan dapat tumbuh di atas lima persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, untuk mencapai sasaran tersebut, kepastian hukum dan dukungan pemerintah akan terus dijalankan untuk kemudahan investasi dan berusaha.

Baca Juga:

Jokowi Bakal Pamer Rehabilitasi Mangrove ke Para Pemimpin G20

Ia berjanji, keputusan Mahkamah Konstitusi terkait revisi Undang-Undang Cipta Kerja akan secepatnya dijalankan dan ditindaklanjuti oleh pemerintah dalam komitmen melanjutkan agenda reformasi struktural, deregulasi, dan debirokratisasi.

"Selain itu, momentum Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022 juga harus dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong pemulihan dan transformasi ekonomi,” ujar Airlangga dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu.

Tahun 2022 merupakan momentum Presidensi G20 yang membanggakan bagi Indonesia untuk memimpin kelompok negara berpendapatan terbesar dunia, serta mengatasi pemulihan ekonomi yang tidak merata.

Ia menyebutkan, terdapat tiga hal yang menjadi fokus utama Presidensi G20, yaitu penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan, yang dirangkai dalam tema “Recover together, recover stronger".

"Sesuai arahan Bapak Presiden, Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 bukan hanya seremoni saja namun menghasilkan hasil nyata yang bermanfaat bagi Indonesia dan dunia," tegas Airlangga.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Antara)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Antara)

Presidensi Indonesia di kegiatan G20 diprediksi membantu penciptaan sekitar 33 ribu lapangan kerja, meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun, meningkatkan produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar Rp 7,4 triliun, dengan manfaat total 1,5 sampai dua kali lebih besar dari penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-World Bank tahun 2018 di Bali.

Ia mengatakan, berbagai proyeksi tersebut tentunya harus direalisasikan dalam semangat kemitraan dan kerja sama dari semua pihak.

"Pandemi ini semakin menegaskan akan pentingnya inklusifitas, kerja sama, dan kolaborasi dalam rangka mendukung stabilitas maupun pertumbuhan ekonomi," katanya. (Knu)

Baca Juga:

Presidensi G20 Indonesia Inginkan Keberlanjutan Kehidupan di Masa Depan

#UU Cipta Kerja #RUU Cipta Kerja #Pemulihan Ekonomi #G20 #KTT G20
Bagikan
Bagikan