MerahPutih.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah, menyebut kebutuhan oksigen di 19 rumah sakit rujukan COVID-19 mencapai 59 ton per hari.
Banyaknya kebutuhan oksigen tersebut membuat Pemkot Solo terpaksa harus membuat depo sendiri untuk mengisi ulang oksigen di Solo Technopark agar tidak menggantungkan daerah lain.
Baca Juga
Ketersediaan Oksigen di Solo Tinggal Beberapa Jam Lagi, Gibran Minta Bantuan
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, kondisi saat ini suplai oksigen di Indonesia memang sedikit karena banyak rumah sakit yang membutuhkan untuk merawat pasien COVID-19. Padahal, kebutuhan oksigen di rumah sakit rujukan COVID-19 Solo sebanyak 59 ton per hari.
"Suplai oksigen memang sedikit seluruh Indonesia. Pak Sekda (Ahyani) sudah saya suruh bikin depo oksigen sendiri di STP (Solo Technopark)," ujar Gibran di Balai Kota, Jumat (9/7).

Ia berharap dengan adanya depo oksigen mandiri tersebut kebutuhan oksigen 59 ton per hari di rumah sakit rujukan COVID-19 bisa terpenuhi dan tidak lagi ditemukan adanya kekurangan. Gibran tidak ingin kejadian kekurangan oksigen terulang di Solo.
"Saya sudah cek RS dr Oen Kandangsapi, RS Hermina, RSUD Ngipang masih aman semua. Ini yang agak menipis RSUD Bung Karno, masih kita carikan (oksigen)," kata Gibran.
Ayah dua anak itu memastikan stok oksigen aman dengan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan terkait vaksinasi dan PPKM Darurat.
"Jangan sampai ada kejadian stok oksigen habis di Solo. Tenang saja kita usahakan terus. Sesuai kebutuhan kita sehari 59 ton itu harus dipenuhi," kata dia.
Gibran menambahkan kebutuhan oksigen di Solo sangat tinggi karena kondisi Bed Occupancy Rate (BOR) di RS rujukan COVID-19 Solo mencapai 90 persen.
Ia mengimbau pada masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan supaya angka kasus COVID-19 turun. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Gibran Geram Lihat Pasien COVID-19 Isoman Pergi Nongkrong di Warung Makan