JANGAN buru-buru marah kalau secara mendadak anak menjadi pemberontak dan tidak mau mendengarkan satu pun perkataan orangtua. Apalagi ketika mereka sudah memasuki usia remaja dan sedang dalam masa mencari jati diri yang sesungguhnya. Perubahan sikap anak sudah pasti didasari oleh suatu hal. Orangtua perlu melihat ke belakang bagaimana cara mendidik serta komunikasi yang terjalin selama ini bersama sang anak.
Melansir dari rd.com, bukan hanya cinta dan kasih sayang saja yang bisa membuat jalinan keluarga kuat. Diperlukan rasa hormat baik dari anak ke orangtua dan sebaliknya. Orangtua sebaiknya tidak otoriter dan merasa paling benar karena dua hal tersebut justru memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental anak.
Baca Juga:
Sering Memberikan Tekanan pada Anak? Ini Akibatnya!
1. “Waktu kecil papa/mama enggak seperti kamu”

Jangan pernah membanding-bandingkan anakmu dengan orang lain termasuk dirimu sendiri. Didikan orangtua perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman. Persaingan akademik dan karier di zaman orangtua sangat jauh berbeda dengan zaman modern. Dengan terus menerus dibandingkan, anak akan kehilangan rasa percaya sehingga tempatnya untuk cerita bukan lagi orangtuanya sendiri.
2. “Iya nih kalau anak gue kayaknya memang lambat deh belajarnya”

Banyak sekali orangtua yang membicarakan keburukan anak di depan anaknya sendiri. Misalnya ketika sedang kumpul bersama teman-teman dengan mengajak anak, para orangtua saling membicarakan anak-anaknya baik secara positif maupun negatif. Simpanlah keluh kesahmu terhadap anak dalam hati. Cari solusi dengan diskusi bersama anak bukan malah dibicarakan dengan orang lain. Anak akan merasa malu dan marah ketika dirinya dibicarakan seperti demikian. Pada akhirnya mereka pun tidak akan segan membicarakan aib orangtuanya sendiri kepada teman-temanya.
Baca Juga:
3. “Kamu enggak pernah bantu orangtua ya di rumah”

Ketika sedang marah, orangtua seringkali tanpa sadar mengatakan bahwa anak-anak tidak pernah kontribusi terhadap urusan rumah. Padahal walaupun tidak semua urusan rumah dipegang anak, mereka pasti pernah sesekali membantu orangtuanya sendiri. Tetapi yang namanya sedang kalut dalam emosi, kata-kata yang ekstrem bisa saja keluar tanpa kontrol. Hal ini malah akan membuat anak menjadi malas membantu dan tidak mempedulikan kondisi orangtuanya sendiri.
4. “Kamu keras kepala ya persis ayah/ibumu”

Tidak ada anak yang sempurna begitu pun orangtua. Masing-masing manusia memiliki sikap buruk. Tak jarang orangtua akan menyamakan anaknya dengan salah satu pasangan ketika membuat suatu kesalahan. Perlu diketahui, hal ini justru akan membuat anak membenarkan semua sikap buruknya karena menganggap mereka tidak akan bersikap negatif jika orangtuanya tidak melakukannya terlebih dahulu. (mar)
Baca Juga:
Hadapi Tantrum pada Anak yang Kecanduan Gadget, Lakukan Hal Ini