MerahPutih.com - Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Solo semakin marak. Kasusnya meningkat signifikan dibandingkan tahun 2021.
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2AP2KB) Solo, Siti Dariyatini, pada 2021 tercatat 59 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Kasus ini meningkat 69 pada 2022.
Baca Juga
Penumpang Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo Naik 104 Persen Selama Lebaran
Kata Siti, mayoritas pelaku kekerasan merupakan keluarga, orang dekat ataupun orang yang dikenal korban.
"Banyak kasus aduan kekerasan seksual yang datang dari masyarakat umum. Salah satu yang paling banyak dilakukan yakni pelecehan seksual yang dilakukan oleh mantan kekasih ataupun kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)," kata dia.
Baca Juga
337.725 Wisatawan Kunjungi Kota Solo Selama Libur Lebaran 2023
Ia mengaku salah satunya aduan terkait penyebaran foto dan video yang tidak semestinya oleh mantan pacar menjadi aduan yang paling sering kami terima. Di sisi lain, aduan KDRT juga masih banyak yang masuk.
"Berdasarkan data Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Solo, terdapat 17 aduan pelecehan seksual dan 42 kasus KDRT pada 2021. Sedangkan 2022, aduan cenderung melonjak, dengan 25 kasus pelecehan seksual dan 44 kasus KDRT," papar dia.
Dia mengatakan untuk kasus tahun 2023, sampai bulan April sudah tercatat, 18 kasus pelecehan seksual dan 11 kasus KDRT. Ia menjelaskan di samping tidak mendapatkan dukungan dari publik, korban kekerasan seksual juga rentan dikriminalisasi dengan pencemaran nama baik.
"Seringkali kekerasan seksual dan KDRT terjadi di tempat-tempat tertutup sehingga minim bukti dan saksi. Jadi kemudian akan sangat mudah diserang oleh pelaku dengan pencemaran nama baik," pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah).
Baca Juga
76.518 Kendaraan Melintas Tol Fungsional Jogja-Solo selama Lebaran