Kasus Jiwasraya Jadi Momentum Erick Thohir Bersihkan Semua 'Penyakit' di BUMN

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 09 Januari 2020
Kasus Jiwasraya Jadi Momentum Erick Thohir Bersihkan Semua 'Penyakit' di BUMN
Logo PT Asuransi Jiwasraya. Antaranews/jiwasraya

Merahputih.com - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mendukung penuh upaya progresif Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam melakukan clean and clear di semua perusahaan BUMN.

Hal ini terkait adanya persoalan Jiwasraya yang mengalami gagal bayar hingga Rp13 triliun rupiah.

"Bagi PB HMI, BUMN adalah simbol kedaulatan ekonomi Bangsa yang wajib dirawat dan dijaga dari upaya-upaya perampokan sistemik dan jenis scandal lainnya", ujar PJ Ketua umum PB HMI Arya Kharisma Hardy di Jakarta, Kamis (9/01).

Baca Juga

Kasus Gagal Bayar PT Jiwasraya Harus Diseret ke Ranah Hukum Agar Tak Dipolitisasi

Menurutnya, kasus Jiwasraya bisa jadi momentum bersih-bersih BUMN lainnya yang bisa jadi masih rapi tersembunyi dan belum sempat terdeteksi oleh aparat penegak hukum dan lembaga terkait lainnya.

"Inisiatif bersih-bersih menyeluruh yang dilakukan oleh Menteri BUMN Erik Tohir secara siginifikan akan mengungkap banyak kasus lainnya di tubuh BUMN", ungkapnya.

Menteri BUMN Erick Thohir (tengah). ANTARA/Aji Cakti

Menurutnya, pemulihan manajemen BUMN melalui skema Holding dan penerapan the right man on the right place di posisi strategis perusahaan-perusahaan BUMN menjadi hal yang patut diapresiasi dan didukung.

Apalagi selama ini, kata dia BUMN biasanya sering menjadi sapi perah bagi elit dan oligarki.

"BUMN mesti bekerjasama dengan lembaga terkait seperti Badan Pemeriksa keuangan (BPK), Ombusdman dan akuntan publik untuk rutin mengontrol kinerja perusahaan dan perilaku direksi-direksi BUMN",jelas Arya.

Baca Juga:

Pemerintah Diminta Buka-bukaan Dalang Dugaan Korupsi PT Jiwasraya

Meski demikian, Arya sedikit mengkritisi perusahaan BUMN yang cenderung melakukan monopoli aktif pada sektor bisnis yang sesungguhnya akan adil jika menggandeng swasta.

"Hegemoni BUMN beserta anak cucunya, sangat mengganggu dinamika iklim usaha nasional yang juga dibangun oleh perusahaan swasta dalam negeri, sehingga sedikit banyak mempengaruhi asa pengusaha dalam negeri untuk bertumbuh", tegas Arya. (Knu)

#Ketua Umum PB HMI
Bagikan
Bagikan