MerahPutih.com - Paparan COVID-19 di Indonesia masih sangat tinggi, terlebih dengan masuknya varian baru virus corona, yakni Delta dari India dan Inggris.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Sufmi Dasco Ahmad menilai, pemerintah saat ini perlu mengetatkan kembali pergerakan masyarakat.
Baca Juga
Kasus COVID-19 Meningkat, Anies Belum Berencana Buka Sekolah
“Kami meminta kepada pemerintah untuk mengambil langkah-langkah taktis dan langkah kontijensi supaya COVID-19 ini dapat dihambat lonjakannya,” imbau Dasco kepada wartawan, Selasa (15/6).
Dasco mengingatkan pemerintah untuk kembali mengevaluasi kebijakan sekolah tatap muka bagi para murid sekolah mengingat tingginya angka penularan COVID-19.
Kemudian mungkin ada beberapa rencana yang perlu dievaluasi oleh pemerintah, bisa ditunda. Antara lain soal kehadiran anak sekolah.
"Nah kan waktu itu dibuat rencana sebelum ada lonjakan tinggi di beberapa daerah,” ucap Politisi Partai Gerindra ini.

Dasco menilai, pemerintah dapat menunda penerapan kebijakan sekolah tatap muka selama 2 hingga 3 bulan ke depan mengingat masih tingginya angka penularan COVID-19 pada saat ini.
“Nah mungkin hal ini dapat ditunda 2-3 bulan pelaksanaannya sambil menunggu situasi COVID-19 yang mudah-mudahan lonjakannya bisa di atasi,” jelas anggota Komisi III DPR RI ini.
Legislator asal Dapil Banten 3 ini meminta, pemerintah membuat kebijakan-kebijakan berupa sanksi. Hal itu itu disesuaikan dengan daerah dan kondisi masing-masing juga.
“Beliau sudah memberikan arahan kepada kepolisian setempat untuk melakukan langkah-langkah yang dianggap perlu guna mencegah lonjakan corona semakin tinggi,” pungkasnya. (Knu)
Baca Juga
Anies Diminta Ikuti Usulan Jokowi Soal Kebijakan Sekolah Tatap Muka