"KITA putus ya!" ujar seorang pria ke pasangannya. "Kenapa tiba-tiba?" uajr sang kekasih bereaksi. Percayalah, tidak ada perpisahan yang terjadi secara spontan. Orang-orang sudah berpikir untuk mengakhiri hubungan sebelum mereka benar-benar mengakhiri suatu hubungan.
Dalam keadaan yang penuh tekanan, beberapa mungkin tetap berkomitmen untuk bersama, sedangkan yang lain justru menemukan alasan untuk pergi. Dalam jurnal ilmiah Lack of Intimacy Prospectively Predict Breakup pada 2018, S Joel menguraikan perilaku tertentu yang dihubungkan dengan meningkatnya potensi untuk berpisah. Berikut beberapa sikap yang menunjukkan hubungan tidak akan bertahan lama.
BACA JUGA:
Tanda 'Lampu Hijau' untuk Membawa Hubungan Asmara ke Tahap Lebih Serius
1. Kedekatan emosional yang berjarak

Seberapa dekat kamu dan pasangan secara emosional? Studi prospektif yang dilakukan Park Y, EA Impett, dan SS Spielman menunjukkan kedekatan yang kurang pada pasangan kekasih memprediksi kemungkinan putus yang lebih besar. Park menyebut kedekatan emosional dapat berfungsi sebagai indikator dari kesehatan hubungan. Ketika orang mulai mengurangi kedekatan secara emosional, itu mungkin merupakan tanda bahwa mereka sedang bersiap untuk mengakhiri suatu hubungan.
2. Reaksi spontan negatif

Setiap pasangan tentu menunjukkan reaksi tertentu terhadap suatu keadaan. Entah itu reaksi positif atau negatif. Bagian dari reaksi yang ditunjukkan pasangan ternyata bisa mengungkapkan tentang masa depan suatu hubungan. Jika kamu tidak terlalu memikirkan reaksi pasangan terhadap suatu kondisi, coba minta tanggapan mereka untuk berbagai hal. Misalnya, apa pendapat pasangan tentang kelebihanmu, betapa menyenangkannya kamu berada di sekitar, atau bagaimana ia membandingkan dirimu dengan orang lain? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu mungkin membuat mereka bisa cukup terbuka. Jika mereka menunjukkan jawaban implisit negatif (kesan positif yang rendah, kesan negatif yang tinggi) hubunganmu mungkin lebih berisiko untuk putus cinta.
3. Berkurangnya dukungan terhadap kabar baik

Ketika sesuatu yang menarik terjadi dan kamu ingin berbagi berita itu kepada pasangan, perhatikan reaksinya. Apakah mereka ikut senang dan ingin merayakannya? Sebaliknya, bagaimana reaksimu ketika pasangan membagikan kabar baik mereka? Reaksi akan berita baik dapat merefleksikan stabilitas masa depan suatu hubungan. Pasangan yang menunjukkan reaksi kurang antusias, pasif atau lebih destruktif lebih mungkin untuk putus dalam beberapa bulan mendatang jika dibandingkan dengan mereka yang penuh semangat merayakan.
Berbagi kabar baik kepada seseorang yang tidak bereaksi seperti yang kamu harapkan merupakan pengalaman yang menyedihkan. Bayangan bagaimana reaksi yang kurang memuaskan terhadap kabar baikmu dapat membentuk perilaku kamu di masa depan. Jika lain kali memiliki kabar baik, apakah kamu ingin membagikannya? Hal itu bisa menciptakan jarak lebih jauh yang semakin membahayakan hubungan.
4. Lebih sedikit perilaku nonverbal positif

Pernahkah kamu berpikir tindakan apa yang bisa dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kamu sudah memperdalam hubungan asmara? Dalam mengekspresikan perasaan, perbuatan jauh lebih bisa diterima dibandingkan ucapan. Kamu telah memanfaatkan beberapa wawasan hubungan yang tajam. Analisis oleh R Fauvre dalam How Implicit Partner Evaluations Affect Dyadic Interaction in Close Relationship tentang kekuatan prediktif perilaku nonverbal dan verbal menunjukkan bahwa perilaku nonverbal positif (misalnya, tersenyum, bersandar, membelai rambut) memprediksi kepuasan hubungan yang lebih tinggi di kemudian hari. Sejauh mana pasangan memberikan dukungan nonverbal kepadamu? Apakah kamu melakukan hal yang sama? Jika tidak, itu bisa menjadi pertanda hubungan yang melemah.
Tanda-tanda bahwa seseorang tidak bahagia dalam suatu hubungan dan bahwa komitmen mereka memudar dapat muncul dalam berbagai bentuk. Daftar ini mencakup perilaku yang mungkin sulit untuk diperhatikan pada saat itu, tetapi setelah dipertimbangkan (atau dipikir di belakang), mungkin tampak lebih jelas. Ini mungkin salah satu aspek sulit dari putusnya hubungan, terutama ketika mereka sangat sepihak.(Avia)