DI era digital, sosial media menjadi identitas kedua kita setelah kartu tanda penduduk. Bukan hanya identitas saja, karakter asli individu bisa dilihat secara jelas dari sosial medianya. Mulai dari apa saja rutinitas dilakukan, siapa saja orang terdekatnya, hingga di mana tempat individu tersebut biasa kunjungi. Semua bisa dilihat dari sosial medianya. Seluruh kehidupan bahkan tersimpan rapi di sana.
Namun, riwayat kamu seharusnya tertata rapi bisa jadi sasaran orang tidak bertanggung jawab. Bahkan, dengan mudahnya close friend kamu di media sosial bisa menjadi sosok cepu. Oleh karena itu, penting bagi pengguna media sosial untuk menjaga unggahannya berikut tulisannya. Sebab, sekali itu keluar, maka jejak digitalnya akan terekam selamanya.
Baca Juga:
Public Relation and Community Specialist Ratu Ommaya menyarankan untuk membangun jejak digital dengan baik. "Sebaiknya dipisahkan antara hal pribadi atau hal profesional. Make it personal," sarannya.

Menurutnya, akun sosial media terbuka harus disusun dan dipikirkan dengan benar. Sementara untuk akun bisa personal lebih bebas. Meski begitu, bagi kamu memiliki second account, juga harus waspada saat ingin membagikan konten.
Meski bisa lebih bebas berekspresi di second account, tetap harus berhati-hati karena bukan tidak mungkin close friend malah membagikan ulang atau membocorkan'rahasia' di media sosial.
Jangan sampai hal menimpa artis Zara Adhisty juga kamu alami. Beberapa waktu lalu, Zara sempat menggegerkan dunia maya karena unggahannya bersama selebgram Niko Al Hakim. Bukan hanya kebersamaan mereka membuat dunia maya heboh, melainkan bagaimana foto mereka bisa tersebar. Padahal, foto itu dibagikan Zara di close friend.
Baca Juga:
Tampil Outstanding di Dunia Kerja dan di Sosial Media lewat Personal Branding
"Sesuatu bisa merusak personal branding kalian enggak bisa dihapus. Perlu ada awareness ketika mau posting sesuatu," tuturnya.
Ia menyarankan jika ada sesuatu ingin diunggah memiliki risiko, maka harus pikirkan matang-matang. Kamu harus berpikir dua kali untuk mengunggah sesuatu. Seba, ketika sudah bagikan, meskipun hanya sedetik bisa di-screenshot orang lain, lalu kemudian mereka sebar.
"Kalo lagi marah lalu ingin posting kemarahan, pikirkan. Dalam beberapa waktu ke depan lihat bagaimana efeknya. Kalau itu bisa menghambat laju karier kalian, baiknya jangan," pungkasnya.
Kasus Zara sebenarnya bisa jadi kerinduan banyak orang akan pentingnya hubungan pertemanan sehat.
Pertemanan dan persahabatan sehat, dikutip Alodokter, bisa menjadi sumber kebahagiaan, kasih sayang, dan dukungan luar biasa. Maka, penting bagi kamu mengenal tanda-tanda pertemanan sehat.

Meski berada dalam satu lingkaran pertemanan, setiap orang bisa saja memiliki nilai, keyakinan, tujuan, maupun gaya hidup berbeda-beda.
Nah, jika teman-temanmu bisa mengerti, menerima, dan menghormati perbedaan-perbedaan tersebut, hal tersebut merupakan tanda pertama kamu berada dalam lingkaran pertemanan sehat.
Hal tersebut biasanya tercermin dari tidak adanya perasaan ragu atau takut untuk berbagi mengenai semua hal dengan temanmu, baik hal kecil, besar, baik, maupun buruk.
Teman sejati juga pasti mendukung kesuksesanmu, dan bukan iri ketika berhasil mencapai sesuatu.
Tanda lingkaran pertemanan sehat lainnya, apabila kamu merasa nyaman untuk menjadi dirimu sendiri saat bersama teman-temanmu. (avia)
Baca Juga:
Pertama di Indonesia, Kompetisi Sosial Media Berbasis Software Simulasi