APAKAH kamu pernah merasa takut di ruang semput atau tertutup? Sebut saja seperti lift atau ruangan tanpa jendela. Ini menandakan bahwa kamu adalah klaustrophobia. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Mengutip laman Healthline fobia situasional yang dipicu oleh rasa takut terhadap ruang sempit atau sesak. Jenis fobia ini adalah salah satu fobia yang paling umum. Klaustrofobia umumnya ditandai dengan rasa panik, cemas, takut, atau gugup yang muncul ketika seseorang sedang berada di ruangan sempit, tertutup, atau penuh sesak.
Baca juga:
Hingga saat ini, penyebab fobia terhhadap ruangan sempit belum diketahui secara pasti. Tetapi kondisi ini sering dikaitkan dengan trauma masa kecil, misalnya karena pernah dikurung di ruang yang sempit atau dibully.
Selain itu, klaustrofobia bisa disebabkan oleh pengalaman yang tidak menyenangkan. Seperti pernah mengalami turbulensi saat naik pesawat terbang atau pernah terjebak di terowongan atau gua yang sempit.
Beberapa tempat yang bisa memicu klaustrofobia seperti toilet umum, ruang ganti, gua, terowongan, pesawat, mobil kecil, tempat pencucian mobil otomatis. Gejala yang muncul adalah berkeringat, gemetar, pusing, mual, nyeri dada, mulut kering, sulit bernapas, dan detak jantung cepat. Mengutip laman Hellosehat, berikut cara penanganan klaustrofobia.
1. Terapi desensitisasi

Terapi ini adalah perawatan yang dilakukan dengan cara menempatkan dirimu dalam situasi yang membuat kamu takut. Hal ini dilakukan untuk membantumu melawan rasa takut tersebut. Lakukan cara ini secara bertahap, misalnya pertama-tama kamu hanya akan diperlihatkan foto atau gambar yang menunjukkan tempat-tempat sempit. Jika sudah mulai terbiasa dan percaya diri, barulah tingkat paparan akan dinaikkan hingga kamu bisa berada di ruangan sempit tanpa ketakutan yang berlebih.
Baca juga:
2. Terapi perilaku kognitif

Jenis terapi ini bisa kamu lakukan bersama dengan psikolog atau psikiater. Tujuan perilaku kognitif adalah untuk mempelajari ketakutanmu dan bagaimana cara mengatasinya. Terapi ini dilakukan dengan cara mengeksplor pikiran, perasaan, dan perilakumu sehari-hari. kamu juga akan belajar mengontrol dan mengubah pikiran negatif yang muncul pada situasi-situasi pemicu klaustrofobia.
3. Obat-obatan

Selain terapi, psikiater juga mungkin akan meresepkan obat anticemas untuk membantu mengurangi gejala panik dan cemas yang kamu alami ketika berada di ruang sempit.
Meski terlihat sederhana, praktik penanganan klaustrofobia tidak semudah yang dibayangkan. Sering kali percobaan terapi di ruang tertutup gagal, sehingga penderita harus mengulangnya hingga berkali-kali. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran dalam menjalaninya. (and)
Baca juga:
Inspiratif, Rumah Vietnam Solusi Tinggal di Rumah Sempit