Otomotif

Eks Bos FIA dan Ferrari Jean Todt Datangi Indonesia

Andrew FrancoisAndrew Francois - Jumat, 21 Oktober 2022
Eks Bos FIA dan Ferrari Jean Todt Datangi Indonesia
Jean Todt datangi Indonesia untuk kampanye keselamatan berkendara. (Foto: Twitter/@JeanTodt)

MELALUI unggahan foto dalam media sosial, Jean Todt tampak berbincang dengan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Tito Karnavian, pada Rabu (19/10) malam.

“Di Indonesia untuk diskusi yang bermanfaat dengan Menteri Dalam Negeri H.E., Pak Tito Karnavian,” cicit Jean Todt melalui akun Twitter pribadinya, Rabu (19/10).

“Cedera terkait sepeda motor merupakan masalah yang berkembang di Indonesia dan kawasan. Saya berterima kasih kepada Menteri atas komitmennya untuk mempromosikan penggunaan helm yang aman,” tulisnya.

Jean Todt merupakan Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Keselamatan di Jalan Raya. Ia ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon pada 2015 lalu, sebagai Utusan Khusus pertama untuk Keselamatan di Jalan Raya (Road Safety).

Semasa masih menjabat Presiden FIA (Federasi Automobil Internasional), Jean Todt memang dikenal aktif menyuarakan tentang pentingnya pengguna kendaraan bermotor untuk selalu mengutamakan keselamatan saat berkendara di jalan raya.

Baca juga:

Keselamatan Anak-anak Nomor Satu Selama Berkendara

Jean Todt pernah jadi bos Ferrari hingga FIA. (Foto: FIA)

“Keselamatan di jalan tidak memiliki batasan demografis atau geografis. Ini berdampak pada semua negara, baik rendah, menengah, atau tinggi. Di mana pun Anda berada, itu tentang hal yang sama, yakni jalan, kendaraan Anda dan Anda, pengguna, serta orang lain yang mungkin rentan,” ucapnya melansir laman UNECE.

Sebagai mantan pembalap reli dan eksekutif senior di industri motorsport, Jean Todt memiliki pengetahuan langsung perihal keselamatan di jalan raya.

Ini merupakan hasil dari perhatian menyeluruh terhadap faktor-faktor seperti manajemen lalu lintas, kondisi infrastruktur jalan, penegakan hukum, peraturan kecepatan, fitur keselamatan kendaraan dan pemeliharaan, pendidikan dan pelatihan pengemudi, serta perawatan cepat pascakecelakaan.

“Faktor-faktor ini memerlukan upaya dan keterlibatan bersama oleh semua pemangku kepentingan termasuk pemerintah, produsen kendaraan dan suku cadang mobil, sektor swasta, masyarakat sipil, dan masyarakat,” tutur pria berusia 76 tahun itu.

Baca juga:

Mengenal Teknik Berkendara di Jalanan, Aman Tiba di Tujuan

Jean Todt berbincang dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. (Foto: Twitter/@JeanTodt)

Menurut Jean Todt, keselamatan di jalan raya yang buruk adalah bencana yang terabaikan. Hal ini dapat menimbulkan penderitaan manusia yang tinggi dan biaya moneter dalam hal kematian sebelum waktunya, cedera dan hilangnya pendapatan potensial.

“Setiap tahun hampir 1,35 juta orang meninggal dalam kecelakaan di jalan raya, sedangkan hingga 50 juta orang mengalami cedera non-fatal, banyak di antaranya menyebabkan kecacatan,” ujarnya.

“Lebih dari setengah dari korban dan orang yang terluka ini adalah pengguna jalan yang rentan, yakni pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara sepeda motor,” tambahnya.

Sejak pengangkatannya sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Keselamatan di Jalan Raya yang pertama, Jean Todt telah melakukan perjalanan ke hampir 80 negara. Ia bertemu dengan lebih dari 150 pejabat pemerintah, termasuk banyak kepala negara. (waf)

Baca juga:

Ingat 4 Poin Ini Saat Motoran di Musim Hujan

#Otomotif
Bagikan
Ditulis Oleh

Andrew Francois

I write everything about cars, bikes, MotoGP, Formula 1, tech, games, and lifestyle.
Bagikan