Kampanye Kita Manusia Menyediakan Tempat Lebih Layak Untuk ODGJ

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Senin, 13 September 2021
Kampanye Kita Manusia Menyediakan Tempat Lebih Layak Untuk ODGJ
Founder Menjadi Manusia. (Foto: Istimewa)

KESEHATAN mental adalah permasalahan bersama yang membutuhkan perhatian dan uluran tangan banyak pihak. Pada 2018, hampir 10 persen penduduk Indonesia mengalami gangguan kejiwaan.

Melalui kampanye Kita Manusia, platform sosial 'Menjadi Manusia' bersama Kita Bisa, Karin Novilda, Ariel Tatum, dr. Jiemi Ardian, Avianti Armand, Ubah Stigma, TeamUp, Infia, dan Marsan Susanto mengajak masyarakat untuk bergandengan tangan menyediakan fasilitas kesehatan memadai bagi para penderita gangguan jiwa akut di Indonesia.

Kita Manusia adalah kampanye dengan misi untuk mengedukasi masyarakat akan minimnya penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Indonesia, sekaligus menggalang donasi dalam rangka membangun infrastruktur kesehatan yang lebih layak bagi mereka. Kampanye ini merupakan platform sosial yang digagas Rhaka Ghanisatria bersama kedua rekannya, Adam Alfares Abednego dan Levina Purnamadewi.

Terkait latar belakang lahirnya program Kita Manusia, Rhaka dalam sebuah temu pers daring mengungkapkan percaya semua ODGJ berhak pulih. ODGJ yang tidak tertangani sekarang juga manusia, seperti kita. "Penyakit mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik tapi secara kenyataan kurang diperhatikan karena stigma masyarakat yang kuat dan minimnya infrastruktur kesehatan, sehingga banyak dari mereka tidak mendapatkan treatment yang tepat," ujarnya.

Kampanye ini dilakukan untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia. (Foto: Istimewa)

Merayakan Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober, Kita Manusia akan melangsungkan berbagai aktivitas edukasi, yang juga bertujuan untuk mengumpulkan donasi. Di antaranya, pembuatan video dokumenter mini yang menampilkan Ariel Tatum, film pendek yang diperankan oleh Ray Sahetapy, dan berbagai macam video edukasi tentang kesehatan jiwa supaya masyarakat lebih mengenal ODGJ. Video-video ini akan ditayangkan di berbagai kanal media sosial Menjadi Manusia.

Selain itu, mereka akan melanjutkan beragam kegiatan daring yang melibatkan masyarakat serta ODGJ yang telah berhasil bangkit. Mereka berharap bisa memberi tempat yang lebih layak untuk ODGJ di Indonesia dan juga akan merenovasi panti rehabilitasi Al-Fajar Berseri.

Kita Manusia bermitra dengan beberapa dokter spesialis kejiwaan, arsitek, komunitas, media alternatif, dan aktivis kesehatan mental lainnya. Dengan infrastruktur kesehatan dan dukungan perawatan yang mumpuni, diharapkan ODGJ pada akhirnya dapat menolong dirinya sendiri untuk berdikari menjadi individu yang memiliki kehidupan seutuhnya.

Puncak rangkaian kegiatan Kita Manusia akan berlangsung pada 10 Oktober 2021, bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day. Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia bertujuan untuk mengampanyekan kesehatan mental dan mendidik masyarakat mengenai isu-isu yang relevan berkaitan dengan kesehatan jiwa.

Kegiatan kampanye pada 10 Oktober 2021. (Foto: Istimewa)

Kesehatan mental menjadi salah satu isu yang marak dibicarakan dewasa ini. Khususnya di masa pandemi yang membuat masyarakat diharuskan beradaptasi dengan banyak kebiasaan baru dan berbagai keterbatasan. Namun sejatinya, masalah kesehatan mental bukan hal baru. Di Indonesia, data dari Kementerian Kesehatan pada 2018 mencatat 9,8 persen dari total penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa.

ODJG adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.

Keluarga yang memiliki anggota dengan gangguan jiwa, banyak yang tidak memiliki pengetahuan memadai terkait cara penanganan dan perawatan, terlebih yang tinggal di pedesaan. Selain itu, biaya penanganan orang dengan gangguan jiwa akut tidak kecil jumlahnya. ODGJ akut ini membutuhkan supervisi dari tenaga kesehatan.

Minimnya jumlah rumah sakit di Indonesia membuat banyak ODGJ akut tidak tertolong. Mereka tidak mendapatkan hak sebagai warga negara, sulit memperoleh akses kesehatan, serta tidak diterima masyarakat walaupun sudah kembali produktif.

Pada kebanyakan kasus, ODGJ berakhir dengan pemasungan. Penyediaan infrastruktur kesehatan yang layak bagi ODGJ dinilai sangat perlu. Maka dari itu, Kita Manusia ingin merenovasi panti rehabilitasi yang sudah kelebihan kapasitas. (tel)

#Inspirasi #Gangguan Kejiwaan #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan