KAMPANYE #AmannyaPASS dari RedDoorz mendukung program pemerintah indonesia dalam upaya memulihkan pariwisata domestik.
Dilansir dari Antaranews, Kamis (3/12), peluncuran kampanye ini bertujuan memberikan kesempatan untuk para wisatawan merasakan pengalaman menginap di Hotel dengan aman dan nyaman melalui penerapan protokol kesehatan yang sudah di standardisasi.
Baca juga:
Super Sejuk dan Instagrammable, 5 Penginapan Rumah Bambu di Bali
"Kita ingin memperkenalkan bahwa kita punya hotel yang betul-betul pas dari sisi protokol kesehatan dan cocok berbagai macam kebutuhan," kata Country Marketing Director RedDoorz Indonesia, Sandy Maulana, dalam jumpa pers yang dilakukan secara virtual, Kamis (3/12).

Sandy menambahkan program HygienePass bekerja sama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dalam menciptakan standar protokol keamanan dan kebersihan baru.
Selain itu, ia juga mengatakan program HygienePass diluncurkan untuk meyakinkan para wisatawan bahwa mereka bisa menginap di hotel yang telah mengimplementasikan serta menjaga serangkaian protokol kesehatan dan kebersihan.
Baca juga:
5 Ayunan Ekstrem Indonesia Ini Tawarkan Pemandangan Alam Tak Biasa
Saat ini, Reddoorz sudah memiliki lebih dari 700 mitra properti dan telah tersertifikasi HygienePass. "Jadi kalau teman-teman traveler mau traveling ke RedDoorz cari hotel yang sudah tersertifikasi. Itu berarti sudah menerapkan protokol kesehatan. Kita audit setiap hari," imbuhnya.
RedDoorz didirikan pada Juli 2015 oleh Amit Saberwal dan Asheesh Saxena di Jakarta, Indonesia. Saberwal yang menjabat sebagai CEO dan Saxena adalah mantan eksekutif perusahaan MakeMyTrip.
RedDoorz diluncurkan sebagai bagian dari Commeasure, sebuah perusahaan yang didirikan oleh Saberwal. Perusahaan tersebut menghasilkan platform yang dirancang untuk membantu hotel dengan harga murah dalam memperluas keberadaan online mereka.
RedDoorz telah membuka hotel pertamanya di Singapura pada Januari 2017, lalu diikuti oleh pembukaan hotelnya sendiri di Filipina pada Januari 2018 dan Vietnam pada Juli 2018. Per Oktober 2019, perusahaan tersebut telah mengelola sekitar 1.500 properti yang tersebar 100 kota di Asia Tenggara. (kna)
Baca juga:
5 Ayunan Ekstrem Indonesia Ini Tawarkan Pemandangan Alam Tak Biasa