Parenting

Kalimat Sederhana Mampu Tumbuhkan Karakter Positif pada Anak

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Minggu, 19 Desember 2021
Kalimat Sederhana Mampu Tumbuhkan Karakter Positif pada Anak
Cara membentuk karakter positif pada anak (Sumber: Pexels/Migs Reyes)

SETIAP orangtua tentu berharap anak-anaknya kelak menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, sukses, dan bahagia. Untuk mencapai harapan tersebut, masa kecil menjadi waktu yang tepat untuk mulai membentuk karakter tersebut.

Kuncinya adalah dengan memperkuat harga diri mereka, membantu mereka untuk mempercayai diri mereka sendiri, dan mengelola emosi mereka. Jika ketiga hal tersebut sudah dimiliki mereka akan siap ketika saatnya tiba untuk menghadapi 'dunia dewasa' dengan keberanian dan tekad.

Ada sejumlah kalimat afirmasi yang bisa diucapkan orang tua agar anak bisa tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan tangguh.

Baca juga:

Ibu Muda Tak Perlu Selalu Mengikuti Saran Positif Ini dalam 'Parenting'

1. “Ayah/ibu di sini untuk membantumu”

Dukungan
Tunjukkan dukunganmu (Sumber: Pexels/Nicola Michalou)

Kapan pun kamu melihat anak meragukan diri sendiri atau ingin melakukan sesuatu tetapi tidak memiliki keberanian untuk melakukannya, ingatkan mereka bahwa kamu ada untuk mereka. Biarkan mereka tahu bahwa mereka dapat mengandalkan kamu dan bahwa kamu siap mendukung dan memberi bantuan jika diperlukan.

Menurut informasi yang dilansir laman Brightside, mengetahui bahwa orang tua ada untuk mereka akan mendorong anak untuk mencoba. Bahkan jika orang tuanya tidak membantu sama sekali ada kemunginan mereka akan berhasil.

Itulah mengapa sangat penting bagi anak-anak untuk merasa bahwa mereka dapat mengandalkan orang tua mereka setiap kali mereka memiliki masalah. Ungkapan semacam ini, selain memperkuat ikatan dan kepercayaan antara orang tua dan anak, juga akan memberi rasa aman dan percaya diri pada anak.

2. "Aku mendengarmu"

aku mendengarmu
Luangkan waktu beberapa menit saja untuk mendengarkan si kecil (Sumber: Pexels/Shotpot)

Ketika anak ingin memberi tahu sesuatu namun kita tidak punya waktu untuk mendengarkan jangan katakan "aku di sini". Itu mengirimkan pesan yang sangat berlawanan, "Saya tidak di sini," atau "Saya tidak punya waktu untukmu." Hal tersebut membuat anak merasa tertolak.

Saat anak ingin berbagi sesuatu denganmu hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menunjukkan kepada mereka bahwa kamu benar-benar ada. Hentikan apa yang kamu lakukan. Bagimu itu hanya beberapa menit, tetapi bagi anak, itu berarti orang tuanya peduli dan mereka dapat mengandalkannya.

Hal kedua yang bisa dilakukan adalah jangan mengolok-olok cerita mereka atau meremehkan. Jika mereka ingin membaginya denganmu, itu karena hal tersebut penting bagi mereka. Selain itu, jangan menginterupsi mereka. Jika kamu ingin memberikan pendapat atau menambahkan sesuatu, tunggu sampai selesai.

3. "Apakah kamu memaafkanku?”

minta maaf
Minta maaf pada si kecil jika melakukan kesalahan. (Foto: Pexels/Sunvani Hoang)

Sebagai manusia yang tidak sempurna, kita semua pernah melakukan kesalahan, termasuk ayah dan ibu. Cara apa yang lebih baik untuk mengajar anak-anak kita untuk berjiwa ksatria mengakui kesalahan? Berani meminta maaf.

Ketika mereka melihat bahwa orang tua, pahlawan super favoritnya, mengesampingkan ego dan berani meminta maaf, mereka akan menyadari betapa pentingnya hal itu.

Sering kali, orang tua gengsi untuk mengakui kesalahan tetapi memaksa anak-anak untuk melakukannya. Jika hal itu dilakukan, maka akan mengirimkan pesan yang sangat membingungkan kepada anak-anak.

Alih-alih memupuk empati terhadap orang lain, dengan memaksa mereka melakukan sesuatu yang tidak ingin mereka lakukan, mereka merasa bahwa kita mengorbankan mereka. Hal itu akan menimbulkan perasaan tidak nyaman.

Karena itu, setiap kali kamu merasa telah melakukan kesalahan seperti meninggikan suara, marah, atau bersikap tidak adil sampaikan permintaan maaf yang tulus kepada mereka yang disesuaikan dengan usia mereka.

Jelaskan di mana kesalahanmu dan bagaimana perasaanmu tentang hal itu. Dengan demikian anak dapat memahami dan menerapkannya juga.

Baca juga:

Orangtua Wajib Tahu Empat Indikator Perkembangan Anak

4. “Aku percaya padamu”

orang tua
Menanamkan kepercayaan pada anak. (Foto: Pexels/Rodnae Production)

Ketika kita masih kecil, mengetahui bahwa ibu dan ayah percaya pada kita membuat kita merasa sangat kuat dan mampu menghadapi rintangan. Bahkan jika apa yang dilakukan tidak berhasil pertama kali, kepercayaan orang tua akan memberi kekuatan.

Dengan memercayai mereka, orang tua membantu mereka mengembangkan rasa percaya diri. Mereka akan percaya bahwa mereka bisa. Mereka tidak akan mudah menyerah dan akan mencari alternatif dan solusi yang membawa mereka lebih dekat ke tujuan mereka, karena mereka yakin pada diri mereka sendiri dan percaya bahwa mereka dapat melakukannya.

5. “Aku mengerti bagaimana perasaanmu”

mengerti
Ekspresikan rasa empati pada si kecil. (Foto: Pexels/Keira Burton)

Frasa ini mencerminkan empati pada perasaan anak-anak. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa orang tua pengertian dan akan selalu mendukung mereka di masa sulit. Untuk anak-anak dan orang dewasa, mengetahui bahwa seseorang memahami kita membuat kita merasa didukung, diidentifikasi, dan lebih tenang.

Ketika anak-anak merasa bahwa mereka tidak dipahami, mereka menjadi frustrasi. Raasa frustrasi dapat menyebabkan mereka mengembangkan perasaan yang sangat negatif dan mengarah pada perilaku yang tidak pantas atau agresif.

Selain itu juga dapat menyebabkan kemarahan, tangisan yang tidak terkendali, dan teriakan. Tindakan agresif tersebut adalah cara mereka dengan putus asa mengungkapkan semua ketidakpahaman yang mereka simpan dalam hati. (avia)

Baca juga:

Kenali Ciri Orangtua yang Tidak Dewasa Secara Emosional

#Parenting #Ilmu Parenting
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul
Bagikan