Merahputih.com - Pemerhati sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau Kak Seto mengakui jika berdasarkan laporan yang diterimanya, banyak anak-anak mengalami stres hingga tertekan setelah menjalani pembelajaran di rumah oleh orang tua.
"Para orang tua sekarang harus menjadi guru tiba-tiba di dalam rumah,” ujar Kak Seto sapaannya dalam jumpa pers di Graha BNPB yang disiarkan secara streaming, Sabtu (25/4).
Baca Juga
Jusuf Kalla Imbau Pengurus Masjid Jaga Kebersihan Cegah Penyebaran Virus Corona
Salah satu faktor belajar di rumah yang membuat stres anak lantaran orang tuanya memaksakan sang buah hati harus mengerti dari metode belajar yang diajarkannya. Kemudian mencoba untuk menjelaskan menerangkan kadang-kadang memaksakan hal ini dicapai oleh putra-putri sendiri.
"Sehingga akhirnya yang muncul adalah anak-anak tertekan,” jelas kak Seto.
Seto menyebut banyak anak yang menginginkan kegiatan belajar secara normal alias diajar oleh guru-guru mereka. Hal tersebut lantaran cara pengajaran guru yang lebih persuasif dan kreatif kepada anak.
“Sehingga akhirnya yang muncul adalah anak-anak tertekan beberapa ingin kembali lagi ke sekolah bertemu dengan ibu guru atau bapak guru yang menjelaskan lebih nyaman lebih tenang lebih kreatif dan sebagainya,” tutur kak Seto.
Ia meminta orang tua, yang saat ini berada di rumah saja, memahami potensi yang dimiliki putra-putrinya. Pria yang akrab disapa Kak Seto itu mengatakan, pada dasarnya semua anak memiliki kecerdasan masing-masing.
"Orang tua juga mohon memahami potensi putra-putri yang saling berbeda. Pada dasarnya semua anak cerdas, hanya cerdasnya masing-masing berbeda," kata Kak Seto.
Kak Seto kemudian menyebutkan beberapa macam kecerdasan yang dimiliki anak-anak. Mulai kecerdasan menghitung hingga kecerdasan kinetik, seperti berolahraga dan menari.
"Bisa cerdas angka, pintar matematika, tapi ada yang cerdas musik, pintar menyanyi, pintar memainkan alat musik. Ada cerdas gambar, senang menggambar, senang melukis. Ada cerdas kinestetik, mungkin senang berolahraga, menari, dan sebagainya," ujarnya.

Dia menuturkan kesempatan sedang di rumah saja saat ini merupakan momen yang berharga untuk para orang tua agar dapat menumbuhkan potensi anak, sehingga anak mendapatkan apresiasi yang sama bahwa mereka bisa menjadi bintang.
"Ini semua yang mohon bisa dikenali pada kesempatan yang berharga ini di mana para ayah dan bunda berada di dalam keluarga saling menumbuhkan potensi putra-putri yang saling berbeda. Dan semua juga mendapatkan apresiasi bahwa semua adalah bintang, semua adalah cemerlang," tutur Kak Seto.
Kak Seto mengibaratkan potensi anak seperti bunga. Jika ada pertanyaan bunga mana yang paling indah, para orang tua dapat menjawab dengan sebuah lagu bahwa bunga akan sama indahnya. Untuk itu, dia meminta agar orang tua mengakui serta memberdayakan potensi anak-anaknya yang berbeda-beda.
"Jadi semua anak indah dan cemerlang mari kita berdayakan dan kita akui kita apresiasi potensi yang saling berbeda ini," ujarnya.
Saat ini, para orang tua harus menjadi guru di rumah karena anak sepenuhnya belajar di rumah selama pandemi. Untuk itu, para orang tua perlu berkreasi dan saling berkomunikasi dengan guru untuk bisa mendukung anak senang dan maksimal belajar di rumah.
Orang tua juga diharapkan memahami standar kompetensi lulusan yang menjadi target kurikulum pada setiap tingkatan pendidikan anak sehingga bisa membantu dan mendampingi anak belajar dengan baik di rumah.
Selama di rumah, Kak Seto juga menuturkan perlunya pendampingan dan persahabatan dalam memantau anak bermain seluler karena informasi-informasi yang beredar di dunia maya juga diantaranya mengandung konten negatif yang tidak layak dikonsumsi seperti kekerasan dan pornografi.
Baca Juga
Khawatir Corona, Keuskupan Agung Semarang Ubah Tata Cara Prosesi Ekaristi
Orang tua juga harus waspada terhadap predator seksual di media dalam jaringan yang mengancam anak. Kak Seto juga menginginkan agar orang tua menghindari kegiatan merokok di dalam rumah karena berbahaya bagi anggota keluarga terutama meracuni anak-anak dan balita.
"Paparan dari nikotin yang tersebar di berbagai peralatan rumah tangga ini juga akan berdampak sangat negatif terhadap kesehatan putra-putri tercinta. Jadi mohon berbagai lingkungan yang mengandung unsur kekerasan ini diwaspadai oleh kita semua para orang tua," ujar Kak Seto. (Knu)