MerahPutih.com - Kabar baik datang dari Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran. Pasalnya, jumah pasien di rumah sakit yang berada di Jakarta Pusat itu berkurang 156 orang.
Rincianya, pasien COVID-19 dari 3.855 pasien berkurang 156 orang menjadi 3.699 pasien.
Baca Juga
Aturan Terbaru PPKM Level 3: WFO 50 Persen, Resepsi Pernikahan Cuma 25 Persen
"Hal ini menunjukkan bahwa perawatan yang dilaksanakan secara intensif di Wisma Atlet dapat mempercepat proses penyembuhan yang berdampak pengurangan jumlah pasien secara signifikan," ucap Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Mintoro Sumego kepada wartawan di Jakarta, Selasa (15/2).
Berdasarkan data yang ada, terhitung mulai tanggal 23 Maret 2020 sampai 15 Februari 2022, jumlah pasien terdaftar total 151.401 orang atau bertambah 480 orang. Sementara, total jumlah pasien sembuh dan keluar dari RSDC Wisma Atlet total berjumlah 147.702 orang atau bertambah 540 pasien sembuh.
Mintoro mengimbau agar warga tetap menjaga protokol kesehatan agar terhindar dari penularan virus corona ini.
"Perlu adanya penekanan terhadap protokol kesehatan, sehingga penyembuhan pasien yang sedang dirawat dapat terjadi pengurangan jumlah yang signifikan," pesannya.
Sekedar informasi, Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan tren kasus COVID-19 di DKI Jakarta mulai melewati puncak gelombang ketiga.
"Berita positif, tren kasus di Jakarta, menunjukkan data mulai lewati puncaknya, baik kasus harian, kasus aktif, maupun rawat inap mulai turun," kata dia, dalam konferensi pers mengenai hasil Rapat Terbatas PPKM, Senin (14/2).
Baca Juga
Angka Kematian COVID-19 Omicron Diprediksi Tak Semenakutkan Varian Delta
Meski demikian, kata Luhut, penambahan kasus masih terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, dan Jawa Barat.
"Namun masih di bawah puncak (gelombang COVID-19 akibat varian) Delta," imbuh dia, yang merupakan komandan penanganan COVID-19 Jawa-Bali itu.
Namun, yang mesti diingat, Koordinator PPKM Jawa-Bali itu tetap mengingatkan, varian Omicron diprediksi hanya dua kali lebih mematikan dibandingkan dengan flu biasa. Ia mengatakan hal itu berdasarkan data studi dari luar negeri.
Pada pertengahan 2020, COVID- 19 dideteksi 13 kali mematikan dari flu biasa. Namun pada awal 2022 ini, Omicron diprediksi hanya dua kali lebih mematikan dari flu.
"Jadi Omicron hanya dua kali lebih parah dari penyakit flu," kata Luhut. (Knu)
Baca Juga