MerahPutih.com - Angka kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta sepanjang tahun 2021 menurun significan dibandingkan tahun 2020. Program nyamuk ber-Wolbachia dinilai sebagai faktor utama penurunan kasus DB secara significan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani mengatakan cara kerja program Program nyamuk ber-Wolbachia yakni dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam nyamuk Aedes Aegypti, pembawa virus dengue.
Baca Juga
Bakteri Wolbachia akan menekan replikasi virus. Sehingga saat nyamuk jantan kawin dengan nyamuk betina tidak akan menurunkan virus Aedes Aegyti ke anakan nyamuk. Ditahap awal, tim program Wolbachia menyebar jentik nyamuk berwolbachia ke sejumlah rumah di wilayah Kota Yogyakarta beberapa tahun lalu.
“Program tersebut memberikan andil besar dalam penanganan demam berdarah di Kota Yogyakarta. Dari tahun ke tahun, terjadi penurunan kasus,” kata Ema di Yogyakarta, Selasa (23/11).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, terdapat sekitar 60 kasus demam berdarah (DB) sejak Januari hingga November 2021. Sementara tahun lalu jumlahnya mencapai 296 kasus.
Baca Juga
Tahun 2021, jumlah kasus terbanyak terjadi pada April yakni sebanyak 11 kasus. Walau sudah menurun, Emma mengingatkan warga untuk tetap mewaspadai kasus Demam Berdarah. Apalagi saat ini sudah masuk ke musim penghujan.
Pemkot mendorong masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehat.
“Sejak terjadi pandemi COVID-19, masyarakat memiliki kesadaran yang lebih baik dalam menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Mudah-mudahan, kebiasaan ini bisa terus dilakukan sehingga kasus penyakit menular bisa semakin turun,” katanya.
Baca juga:
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi yang meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi penularan demam berdarah selain penularan COVID-19 pada musim hujan.
“Bersihkan lingkungan sekitar. Pastikan tidak ada genangan dan rutin menguras bak mandi atau tempat penampungan air. Juga pemberantasan sarang nyamuk supaya tidak ada nyamuk yang berkembang biak,” katan Heroe. (Patricia Vicka/Yogyakarta)