SEJAK kemunculannya di 2020, COVID-19 mengubah hidup manusia. Virus tersebut membatasi aktivitas dan hubungan sosial kita. COVID-19 juga mengubah cara umat muslim dalam merayakan Lebaran.
Selama dua tahun, tidak ada mudik, apalagi salam-salaman layaknya tradisi lebaran pada umumnya. Silaturahim dan bermaaf-maafan hanya dilakukan secara virtual. Hal tersbeut dilakukan guna mencegah penyebaran COVID-19.
Kini dengan mulai melandainya kasus COVID-19, pemerintah kembali memperbolehkan masyarakat melakukan perjalanan mudik. Masyarakat kembali bisa merayakan Lebaran di kampung halaman.
BACA JUGA:
Diprediksi, sebanyak 79,4 juta orang akan melakukan mudik, baik menggunakan transportasi darat, laut, atau udara. Di antara pemudik tersebut tentu ada golongan usia bayi, balita, dan anak-anak.
Hal tersebut mendorong kepedulian sejumlah pihak terhadap keselamatan anak-anak. Berbagai pihak pun menunjukkan concern dalam membantu pengendalian penyebaran COVID-19 jelang perayaan Idul Fitri.
Save the Children menjalin kerja sama dengan New Future Disaster Management Center (NFDMC) DKI Jakarta, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI-NU) Jawa Barat, Polda DKI Jakarta dan Jabar, serta Dishub DKI Jakarta menggelar kampanye 'Mudik Aman dan Sehat'
Kampanye itu bertujuan mencegah penyebaran COVID-19 dan memperkuat kesadaran masyarakat terkait dengan kesehatan dan keamanan selama musim mudik. Save the Children memasang banner di titik-titik strategis di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat, sekaligus mendistribusikan hygiene kit dan kipas kepada masyarakat yang mudik menggunakan bus.

"Walaupun ada tren penurunan infeksi COVID-19 setelah varian omicron, kami merasa tetap perlu melakukan mitigasi risiko, salah satunya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye Mudik Aman dan Sehat secara hybrid, daring dan luring," jelas Ketua Yayasan Save the Children Indonesia Selina Patta Sumbung.
Ia mengatakan Mudik Aman dan Sehat bukan sekadar kampanye atau jargon, melainkan upaya mencegah keluarga, terutama anak-anak, menjadi korban saat pandemi COVID-19.

Sejak pandemi muncul di 2020, Save the Children secara konsisten mengusung program Sosialisasi & Edukasi Keselamatan Berlalu Lintas (Selamat). Melalui Program Selamat, lembaga ini melakukan adaptasi dan inovasi kampanye. Save the Children secara aktif terlibat dalam mendukung program pemerintah, seperti pelarangan mudik sementara melalui kampanye 'Stop Mudik!' pada 2020 dan kampanye 'Mudik Digital Sementara' pada 2021.
Dalam kampanye tersebut, Save the Children berkolaborasi dengan Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, baik secara daring maupun luring. “Save the Children secara konsisten melakukan kampanye mudik, bermitra dan berkolaborasi dengan multipihak secara efektif sehingga melahirkan kampanye yang masif. Kami berharap usaha kolektif dalam kampanye 'Mudik Aman dan Sehat' ini tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat, tetapi juga membentuk norma dan perilaku sosial untuk mencapai perubahan positif seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, menjauhi kerumunan demi mencegah penyebaran COVID-19,” tegas Selina.(avia)