MerahPutih.com - Utusan PBB untuk Timur Tengah memaparkan hasil temuanya teranyar. Paling tidak, lebih dari 150 warga Palestina dan 20 lebih warga Israel telah tewas dalam konflik Palestina-Israel sepanjang tahun ini.
Jumlah korban tewas ini, dari catatan utusan PBBm merupakan terbanyak yang tercatat selama bertahun-tahun.
Baca Juga:
PM Palestina Tanam Pohon Jerusalem di 'Jantung' Indonesia
"Saya begitu prihatin dengan peningkatan drastis kekerasan terhadap warga sipil dari kedua belah pihak, yang memperuncing rasa tidak percaya dan mengacaukan resolusi atas konflik tersebut," kata Tor Wennesland di hadapan Dewan Keamanan PBB.
Wennesland menyerukan agar kekerasan dihentikan dan semua pelakunya diadili.
Utusan PBB mengungkapkan kekhawatiran atas perluasan permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang menurut badan dunia itu merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap resolusi PBB dan hukum internasional.
Jumlah rumah yang dibangun di Tepi Barat naik lebih dari tiga kali lipat dari tahun sebelumnya, yakni dari 900 unit pada 2021 menjadi 3.100 unit pada 2022, katanya.
Ia mendesak Israel untuk menghentikan seluruh aktivitas permukiman serta pembongkaran bangunan milik warga Palestina.
Wennesland meminta pemimpin regional dan komunitas internasional untuk mengambil langkah konkret guna mengubah dinamika negatif di lapangan dan mendorong para pihak menuju solusi dua negara.
Negosiasi perdamaian antara Palestina dan Israel gagal pada April 2014 karena Tel Aviv menolak menghentikan pembangunan permukiman ilegal dan membebaskan tahanan Palestina yang dipenjara sebelum 1993.
Baca Juga:
Normalisasi Hubungan dengan Israel, Turki Nyatakan Tetap Dukung Palestina