MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo berbicara dalam forum Afirmasi Bangga Buatan Produk Indonesia di Bali, Jumat (25/3).
Acara didahului dengan business matching belanja produk dalam negeri pada 22-24 Maret 2022 dengan hasil mencapai Rp 85 triliun.
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan oleh BPS, dampak pembelian produk dalam negeri senilai Rp 400 triliun dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 1,67 - 1,71 persen.
Baca Juga:
Jokowi Perbolehkan Masyarakat Mudik, Polri Siapkan Operasi Ketupat
Jika pertumbuhan ekonomi sebesar 3,69 persen pada 2021, maka dengan memaksimalkan penggunaan produk dalam negeri, ekonomi Indonesia dapat terdongkrak hingga 5,36 - 5,4 persen.
Jokowi secara khusus menyoroti kepala daerah dan menteri-menteri karena dianggap kerap belanja impor nilainya lebih tinggi dibandingkan konsumsi produk lokal.
Menurut dia, anggaran kementerian dan pemda yang berasal dari APBN mayoritas dibelanjakan produk luar negeri.
"Uang-uang kita sendiri, APBN kita sendiri, uang rakyat, uang kita sendiri kok dibelikan barang impor itu gimana toh? Geregetan saya," ujar Jokowi dengan jengkel yang pidatonya disiarkan secara daring.
Jokowi menyatakan, sebetulnya APBN maupun APBD hingga anggaran BUMN bisa memicu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Caranya adalah dengan membeli produk-produk dalam negeri.
Tapi sayang, hal itu belum banyak dilakukan oleh instansi pemerintah.
"Kita diam saja, tapi konsisten beli barang yang diproduksi pabrik-pabrik, industri-industri, UKM-UKM kita, kok enggak kita lakukan. Bodoh sekali kita kalau tidak melakukan ini," ujar Jokowi sedikit kesal.
Menurut dia, impor barang-barang itu hanya akan menguntungkan negara-negara lain.
"Duit kita, capital outflow keluar, pekerjaan ada di sana, bukan di sini. Coba kita belokkan semua ke sini, barang yang kita beli barang dalam negeri," ujar Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, dengan mulai membeli dan menggunakan produk dalam negeri, maka akan menimbulkan sejumlah dampak positif.
Di antaranya, investasi berdatangan hingga membuka lapangan pekerjaan baru.
"Berarti akan ada investasi, berarti membuka lapangan pekerjaan, tadi sudah dihitung, bisa membuka 2 juta lapangan pekerjaan, kalau ini tidak dilakukan, sekali lagi bodoh banget kita ini," tegasnya.
Baca Juga:
Jokowi Resmikan Politeknik Ben Mboi di NTT, Berharap Dapat Lahirkan SDM Unggul
Jokowi menjabarkan, sejumlah barang-barang impor yang sebetulnya bisa dibeli dari produksi dalam negeri. Di antaranya CCTV hingga seragam TNI dan Polri.
Kemudian Jokowi juga menyoroti Kementerian Kesehatan yang masih membeli alat-alat kesehatan seperti tempat tidur untuk rumah sakit dari luar negeri.
Tidak hanya itu, Jokowi juga mengaku geram alat-alat pertanian hingga pensil dan kertas juga masih diimpor dari luar negeri.
"Jangan-jangan kita enggak kerja detail, sehingga enggak ngerti barang yang dibeli itu barang impor. Buku tulis impor, jangan ini diteruskan, setop, kita melompat semua kalau beli semua produk dalam negeri meloncat pertumbuhan ekonomi kita," sesal dia.
Jokowi juga sempat mengingatkan agar seluruh menteri, kepala daerah, dan direktur utama BUMN untuk tidak bertepuk tangan.
"Jangan tepuk tangan, karena belum dilaksanakan," tegas Presiden Jokowi dengan nada sedikit tinggi.
Jokowi pun meminta agar kementerian dan pemda tidak melanjutkan tradisi untuk membeli barang-barang impor. (Knu)
Baca Juga:
Jokowi Bolehkan Mudik Lebaran, Gibran Siapkan Event Syawalan