MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti agar pala pelaku industri properti dan real estate di tanah air untuk bisa berhati-hati dalam mengendalikan dan mengatur strategi bisnis mereka.
Jokowi mengungkapkan, ada perusahaan properti besar asal Republik Rakyat Tiongkok yang memiliki utang hingga Rp 4.400 triliun sehingga menyebabkan perusahaan tersebut ambruk.
"Kita tahu di RRT ada perusahaan properti besar yang ambruk yang utangnya ngalahin APBN kita. Utangnya sampai Rp 4.400 triliun. Jangan ada yang tepuk tangan," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya menghadiri Munas REI ke XVII Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (9/8).
Baca Juga:
Jokowi Pamer Ekonomi RI Tumbuh Di Atas 5 Persen Selama 7 Kuartal Beruntun
Presiden menilai bahwa sektor properti dan real estate di Indonesia bisa bertahan, baik setelah dihantam pandemi COVID-19, maupun karena perekonomian global.
Menurut Presiden, perusahaan properti harus bisa memperhitungkan antara backlog atau kesenjangan kepemilikan perumahan rakyat dengan realisasi pembangunan.
"Semuanya harus dikendalikan berapa backlog kita. Jangan hanya bangun-bangun, padahal backlog kita sudah enggak ada misalnya. Enggak bisa, semuanya manajemen itu harus dikendalikan, harus dikelola. Alhamdulillah di Indonesia tidak begitu, karena kebutuhan kita masih sangat besar," kata Jokowi, seperti dikutip Antara.
Baca Juga:
Puan Bocorkan Isi Pembicaraan dengan Jokowi di Istana
Presiden menambahkan bahwa saat ini backlog perumahan mencapai 12,1 juta dengan pertumbuhan kepala keluarga (KK) baru 700 ribu-800 ribu KK per tahun.
Adapun berdasarkan informasi yang dihimpun, perusahaan properti Tiongkok, Evergrande, berkembang secara agresif untuk menjadi salah satu perusahaan terbesar di negara tersebut dengan meminjam lebih dari 300 miliar dolar AS.
Evergrande menawarkan properti mereka dengan diskon besar-besaran untuk memastikan ada pendapatan agar bisnis tetap bertahan.
Sekarang, perusahaan itu sedang berjuang memenuhi pembayaran bunga atas utangnya. Ketidakpastian ini membuat harga saham Evergrande jatuh hampir 90 persen selama setahun terakhir. (*)
Baca Juga:
Jokowi Yakin ASEAN Jadi Pusat Ekonomi dan Episentrum Dunia