Jokowi: Rayakan Demokrasi Gembira Setop Politik Genderuwo!

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Jumat, 09 November 2018
Jokowi: Rayakan Demokrasi Gembira Setop Politik Genderuwo!
Presiden Jokowi menjawab wartawan usai meresmikan Jalan Tol Pejagan – Pemalang seksi 3 dan 4, di Gerbang Tol Tegal Timur, Tegal, Jumat (9/11) siang. (Foto: OJI/Humas/Setkab)

MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar para politisi mengakhir cara-cara politik genderuwo yang kerap menakut-nakuti publik jelang pemilihan umum (pemilu) 2019.

“Jangan diterus-teruskan lah, sudah. Setop! Setop!” kata Presiden Jokowi saat ditanya wartawan usai meresmikan Jalan Tol Pejagan–Pemalang seksi 3 dan 4 Brebes Timur–Sewaka dan Jalan Tol Pemalang–Batang segmen Sewaka–Simpang Susun Pemalang, di Gerbang Tol Tegal Timur, Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11).

Jokowi berharap politik yang dikembangkan adalah politik yang penuh dengan kegembiraan, sehingga demokrasi kita juga betul-betul pesta demokrasi.

“Yang namanya pesta itu misalnya dengan penuh kegembiraan, penuh dengan kesenangan," tutur dia. "Kita harus mengarahkan kematangan dan kedewasaan berpolitik dengan cara-cara seperti itu.”

jokowi
Pidato Presiden Jokowi. Foto: Setkab

Oleh sebab itu, Presiden mengajak masyarakat untuk hijrah dari ujaran kebencian kepada ujaran kebenaran, hijrah dari pesimisme kepada optimisme, hijrah dari kegaduhan ke kerukunan dan persatuan.

Sebelumnya pada acara penyerahan 3.000 sertifikat tanah untuk warga Tegal dan sekitarnya, di GOR Tri Sanja, Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11) pagi, Presiden Jokowi menyinggung perilaku para politisi yang yang pandai mempengaruhi, yang tidak pakai etika politik yang baik, tidak pakai sopan santun politik yang baik.

Menurut Jokowi, sekarang ini banyak politikus yang pandai mempengaruhi, yang tidak pakai etika politik yang baik, tidak pakai sopan santun politik yang baik. Setelah masyarakat takut, lanjut Presiden, para politikus itu membuat sebuah ketidakpastian di tengah-tengah masyarakat.

“Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Membuat ketakutan. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti, politik genderuwo,” tandas Kepala Negara. (*)

Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Bagikan