MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ada tiga transformasi besar ekonomi yang sedang disiapkan pemerintah. Pertama, yaitu transformasi ekonomi menuju ekonomi yang mempunyai nilai tambah tinggi.
Salah satunya dengan menghentikan ekspor bahan mentah. Menurut Jokowi, sudah sejak zaman kolonial, ekspor dari Tanah Air selalu berwujud barang mentah.
Baca Juga
Ekspor barang mentah tidak memberikan manfaat yang optimal bagi Indonesia, karena tidak menghasilkan efek pengganda ekonomi bagi masyarakat dan negara.
“Tahun ini, akhir, nanti juga akan sama bauksit setop. Tahun depan lagi setop yg namanya ekspor bahan mentah tembaga,” ucap Jokowi saat kunjungan kerja ke Unpar, Bandung, Senin (17/1).
Kepala Negara meminta semua bahan mentah tersebut diproduksi menjadi produk jadi didalam negeri, sehingga menghasilkan nilai tambah ekonomi dan membuka lapangan pekejaan yang luas.
"Kita harus hilirisasi industri, maka kita siapkan teknologi dan ilmunya," ujarnya.
Ia menginginkan nilai tambah itu ada di tanah air sehingga selain memberikan penerimaan negara yang semakin besar berupa pajak, berupa royalti, berupa penerimaan negara bukan pajak, juga bisa membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya untuk rakyat.
Ia mencontohkan, ekspor bahan mentah nikel tujuh tahun hanya menghasilkan 1 miliar Dolar AS (Rp14-15 triliun). Namun begitu diproduksi di dalam negeri, nilainya mencapai 20,8 miliar Dolar AS (Rp 300 triliun).
“Dari Rp15 triliun melompat menjadi Rp 300 triliun dan membuka lapangan pekerjaan yang sangat banyak sekali,” katanya.
Baca Juga
Padahal Indonesia tidak hanya memiliki nikel, melainkan juga tembaga, bauksit, timah, emas, dan lain-lain.
“Jangan itu dikirim dalam bentuk raw material lagi, dalam bentuk bahan mentah lagi. Setop. Awal-awal memang kita disemprot oleh negara-negara lain. Enggak apa-apa kalau hanya disemprot. Kita diam dibawa ke WTO. Enggak apa-apa kita dibawa ke WTO, kita punya argumentasi juga bahwa kita ingin membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya untuk rakyat kita,” katanya.
Tranformasi kedua, yaitu ekonomi hijau. Jokowi mengungkapkan, produk ekonomi hijau kini semakin diminati oleh pasar global. Apalagi Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sebesar 418 Gigawatt yang bisa dimanfaatkan menjadi nilai tambah ekonomi.
"Semoga dalam waktu empat sampai lima tahun ke depan bisa terwujud secara bertahap," harapnya.
Berikutnya adalah transformasi ekonomi digital. Jokowi mengatakan, pasar digital Indonesia diprediksi tumbuh pesat di tahun 2025 dengan nilai ekonomi mencapai 146 miliar dollar AS.
Untuk itu, Jokowi meminta perguruan tinggi menyiapkan sumber daya manusia unggul yang siap menyambut era digitalisasi ekonomi.
"Siapkan SDM, itu yang penting, kalau infrastukturnya kita sudah siap," ujar Jokowi. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga
Di Dies Natalis Unpar, Jokowi Tegaskan Fokus Pada 3 Transformasi Ekonomi